.........ilmu adalah cahaya.........
Rabu, Maret 14, 2012
Daftar Peserta Lomba Cipta Puisi Rinai Rindu Tuk Muhammad Kekasih-Mu dan Para Pemenang
1. Nirman Munir - Rindu Untuk Muhammad
2. Nita Juniarti - Sosok Agung Padang Pasir
3. Nova Mauliddiyah - Serpihan Rindu pada Pembawa Kebenaran
4. Saiful Burhan - Bait Sederhana Untuk Manusia Termulia
5. Tubagus Rangga Efarasti - Selumbung Jiwa Kami Merindu Rasul
6. Matroni el-Moezany - Malam Tanpa Cahaya
7. Zulfa Fahmy - Nasuha
8. Askar Malindo - Indahnya Rasulullah
9. Ricky Arianda - Rindu Untukmu
10. Asni Ahmad Sueb - Kepada Pemilik Senyum Purnama
11. Airi J. Maloloh - Purnama di Kurun Pasir
12. Taufiq El Rachman Andonesiy - Rasulullah, Padamu Dahaga Rindu
13. Festia Gaby Disa Putri - Rindu Penuntun SurgaMu
14. Pimpin Dwi Astuti - Rinai Rindu Terbungkus Malu
15. Dyah Ayu Nurinda Shabrina - Perjalanan Cahaya
16. M Ikhsan Fajrin - Sesalku Dalam Rindu Inisial M Termulia
17. Fajar Sidik - Sesederhana Inilah Kami Mencintaimu
18. Oksa Puko Yuza - Mencari Nama Tanpa Wajah
19. Imam Apriansyah - Beberapa Alasan Kutembangkan Shalawat untukmu, Ya Rasulullah
20. Muhammad Musyadad Zaen - Teladanku
21. Suparno - Sholawat Rinduku
22. Agus Kindi - Lelaki Berjubah Langit
23. RurinK - Suara Tanpa Rupa
24. Abu Sudar - Riwayatmu yang Aku Rindu
25. Niken Nurul Khamidah Sari - Sajak Rindu Dalam Kabut
26. Nofriani - Cinta Tanpa Sapa
27. Imam Nur Sujudi - Tangisan Rindu Padamu Ya Rasul
28. Hamdani Chamsyah - Rindu Tak Pernah Usai
29. Awalluddin Firdaus - Sajak Rindu Untuk Sang Nabi
30. Agus Nugroho - Bulir Rindu untuk Kekasih Allah
31. Herman RN - Kekasih Zaman
32. Prabu Magis - Tanpa Nada
33. Aldy Istanzia Wiguna - Muhammad, Aku Ingin Mencintaimu
34. Opik Hidayat - Syafaatmu Untukku
35. Siti Hapsari - Sampai Relung Ku Merindumu
36. Uswatun Khasanah - Purnama Di Tengah Kegelapan
37. Rizkina Yulianti - Goresan Rindu Pertemuan
38. Anifatul Jannah - Nur Kasihmu
39. Arif Fitra Kurniawan - Duri-Duri Kerinduanku, Himada
40. Mahdi Idris - Sebab, Merindukanmu
41. Mawardi - Ya Rasul
42. Ali Fikri - Ajudan
43. Praja Rahman Al–Kaltimi - Engkau Sempurna
44. Muhammad Irfan - Serpihan Rinduku
45. Tri Hartini - Akankah Suatu Saat Kita Dapat Bertemu?
46. Pringadi Abdi Surya - Tiga Air Mata untuk Kekasih Allah
47. Mahfudz A Yoga Darmora - Epitaf Rindu
48. Riana Mahfuroh - Rindu yang Tak Terhitung
49. Andar Chan Murasaki - Merindumu Pada Seraut Wajah
50. Gemintang Halimatussa'diah - Kekasih yang Terindu
51. Ummu Aysyi - Penghulu Zaman
52. Ritsa Mahyasari - Rindu yang Tak Mampu Ku Bisikkan
53. Rainy Oktavia Langitan - Hanya Sekedar Rindu
54. Nazar Shah Alam - Ada Semacam Rindu di Kelam Buta
55. Muhammad Zaimil Alivin - Dilema Rindu
56. Muhammad Mak - Yang Kau Sematkan Mulai Berpaling Darimu dan Dari-Nya
57. Rizmy Otlani - Telah Terpisah Ratusan Abad
58. Rofi' Maryam - Rintik Curahan Hati
59. Roma Dwi Purwati - Setangkup Rinduku Padamu
60. M. Didik Prasetyo - Sejagat Kerinduan
61. Kamil Koma - Nyanyian Hantu
62. Yayang Ayesya - Semesta Rindu Untukmu, Wahai Rasulullah S.A.W
63. Alfian Arif Bintara - Rindu yang Tak Sempat Ku Rasakan
64. Hidayatullah - Lautan Rinduku Untuk Muhammad
65. Abd Shoheh - Tuluk Kerinduan
66. Panji Pratama - Mikraj
67. Imam Eka Puji Al-Ghazali - Di Ambang Telaga Shafar
68. Irman Adnan - Rindu Sepotong Mimpi
69. Herman Busri - Thank You Muhammad-ku
70. Aoi Azzahra - Diri yang Aden Rindu
71. Uswatun Mumtazah - Menangis Dalam Rindu
72. Munawir Shakir - Nur Muhammad
73. Jun Nizami - Amul Huzni
74. Wahyu Wibowo - Telaga Kasih
75. Nurshanadi - Rintik Rinduku
76. Azie Narullah - Entah Sejarah, Ataukah...
77. WH Mahardhika - Musim yang Tak Terpetakan
78. Erfi Susanti - Muhammad Cintaku
79. Arya Puspa - Sholawat Rind
80. Yesi Sehiling - Bara Rindu yang sirna
81. M. Waqid Muntaha - Rindu Telaga Syafaatmu
82. AD. Rusmianto - Langgam rindu
83. Leonita De - Setinggi Itukah Rindu?
84. Mell Shaliha - Untaian Rinduku Padamu, Ya..Habiib.
85. Irfan Fauzi - Kilauan Pintu Gurun Pasir
86. Zuifa Sanashalaufa - Rinduku Ya Rasulullah
87. Nur Eviriani Pahisa - Alunan Rindu Kalbu
88. Ariany Primastutiek - Dalam Samudra Rindu
89. Ainun Jariyah - Uswah al Hasanahku
90. Widhyanto Muttaqien - Ketika Bersisian Denganmu
91. Ilham Jatioko - Ekstase Rindu
92. Asyarul Husna Al Ayubi - Cahaya Putih Pendekar Umat
93. Dini Septiani - Merindui Insan Sejati
94. ‘Ainun Kurnia - Kerinduan di Rimpuh Zaman
95. Agus Harjanto - Teladan Sepanjang Masa
96. Nur Hidayati - Seonggok Sampah Berlalat tanpa Pesonamu
97. Ayuni Adesti - Pertemukanlah
98. Wahyu Ekasari Nugraheni - Rindu pada Muhammad rasulullah
99. Trasungging Rhazaki K - Tak Pantas jika Kami Tak Merindukanmu
100. Akmal M Roem - Stanza Kerinduan
101. Hirpana Rahayu - Wahai Rasulku
102. Dedi Prestiadi - Setangkai Sholawat untuk Kekasihmu
103. Inna A’thoina - Meski Berjuta Kata Merindumu
104. Muhammad Qoyyum - Musahabah Rindu
105. Rusmi Sri Wiyati - Rindu di Ujung Waktu
106. Yassir Muhaqqi - Aku Masih rindu
107. Nizar Ulumuddin - Nur Muhammad
108. Rirus Farabi - Dalam Pencarianku
109. Dika Ambarwati - Rindu Kolosal pada Muhammadku
110. Gea Harovansi - Lelaku yang telah Dikhianati Tubuhnya
111. Rian Asnul Maulana - Pribadimu yang Menawan
112. Aprilia Damayanti - Gelagat Rindu
113. Sammy Handoko - O, Muhammadku
114. Fitriani Rahman - Deru Rindu
115. Sandza - Sekerat Doa: Dua Cangkir Rindu Terlarang yang Tersaji di Atas Meja Dini Hari
116. Haris Indratama - Berharap Syafaatnya
117. Mega Dewi Ambarwati - Ya Rasulku
118. Syaiful Mustaqim - Rindu Rasul
119. Rizki Purnawati - Merindukanmu di Antara Dosa
120. Eric Shandi Admadinata - Wangi Surga
121. M Yusuf A - Rindu Rasul
122. Rika Wahyuni - Sajakku Untuk Rasulku
123. Sa'adatul Lailiya - Telaga Kerinduan
124. Diewan Wulan Ai - Seuntai Rindu di Sela Malam
125. Kharisma Ryan - Aku Tak Pernah Berkata rindu
126. Ahmad Ijazi H - Mahar Kerinduan
127. Dita Hyun Rin - Adakah ini Pantas?
128. Irsyad - Meski Harus Melewati Berjuta Doa
129. Thonni Mukharrom IA - Sobekan Cerita Cahaya
130. Try Nabilla Buseri - Rayuan Rindu
131. Freech Stern - Wahai Rasulku
132. Daybakh - Menjejak Jalan Cintamu
133. Yuniati Mahmudah - Lantunan Shalawat untuk Manusia Terkasih-Mu
134. Siti Laelatussa’adah - Seminar Rindu Pada Muhammad
135. En Kurluadi NF - Aku Rindu Muhammadku
136. Sudianto - Migrasi Air Mata ke Padang Senja
137. Nenny Makmun - Merindu Sang kekasih
138. Nurin Nurhasanah - Rinai Rindu untuk Muhammad Kekasih-Mu
139. Desy Nurfitri Ibadatussalamah - Rinduku Padamu, Yaa Rasulullah
140. Marutha Kristian - Muhammad Rasul Terkasih
141. EL- Paso dhuro - Laki-laki Pembelah Bulan yang Dirindukan
142. Mulyana Ariyani - Tangisan Rindu dari Tepi zaman
143. F Rizal Alief - Puisi untuk Kanjeng Nabi
144. Syaiful Rahman - Deru Rindu padamu Muhammad
145. Ratna Nengsih - Kekasihmu sebuah Pelita
146. Malam Gerimis - Alifpun Masih Tegak Lurus Seperti Belati
147. Nurminingtyastuti - Yaa Nabi Salam
148. Zaini, Lc - Maulid di Tubuh Bulan
149. Faiz Al Faridzi - Meski Hanya Senyala Dzarrah
150. Acep Nurjaman - Serpihan jiwa Merindu
151. Muhammad Asqalani - seseorang yang berjalan melewati liku demi liku, simpang demi simpang, gang demi gang.hanya untukmu mencarimu Yaa Khoyru Kholqillah!
152. Muhtadil Hakim - Senyum Penawar Rinduku
153. Juli Trisna Aisyah Sinaga - Tabir Rindu
154. Fina Lanahdiana - pada Sebuah Gigir Rindu
155. Dian Nafi- Lesap dalma Rindu
156. Rizki A. Abdullah - Shalawat Malam Ini
157. Abdullah Kholil- Tentangmu
158. Halim Nur Yahya- Rindu Syafaatmu Yaa Muhammadku
159. Eka Safitri- Senandung Rindu Untukmu
160. Muh. Firdaus Rahmatullah- Kerinduan pada Mustafa
161. Setiyaningsih - Simfoni Shalawat Rasul
162. Fitri Masruroh - Sang Mujalbib
163. Oekusi Arifin Siswanto - Sepotong Roti Untuk Sang Nabi
164. Wiwi Syarifah Alawiyah - Dahaga Dalam Kerinduan
165. Iis Solihah - Ya Rasulullah, Rinduku Tak Pernah Selesai Untukmu
166. Ade Rahayu - Harmoni Kerinduan Untuk Rasulku
167. Endra Saupik- Memungut Rindu Bintik Cahaya
168. Repita Hadi- Titian Rindu
169. Assa Aksan - Dalam Syair Hikayatmu, Muhammad
170. Fahmy Yusuf R - Setetes Rindu Padamu
171. Syukron-i Dzunnurain - Kerinduan Hina
172. Afnizar Hasan - Cintamu dan Cintaku
173. Arniyati Shaleh - Rinduku
174. Wahyuni Wulandari - Memupuk Cinta Memupuk Rindu
175. Nining Nur Hidayanti - Tasbihan 12 Robiul Awal
176. Lauh Sutan Kusnandar - Larung Rindu
177. Akhy Dirman Al-Amin - Meniti Jejak Rasulullah
178. Irma Essanovia - Rindu Setengah Mati
179. Moh. Ghuron Cholid - Cermin Waktu yang Selalu Kurindu
180. Amin Sahri - Seraya Rindu
181. Fadli Hafizulhaq - Sepotong Sajak Untuk Baginda
182. Nadhilah Khairunnisa - Puisi Rindu Padamu Rasul
183. Wiwit Mardianto - Cerita Rindu Ketika Malam Menyapihmu
184. Robbi Saputra El Kuray - Satu Rindu yang Terus Menggenang
185. Mezia Kemala Sari - Rindu Pada Sang Pemulia Jiwa
186. Yanwih Mudrikah - Melukis Rindu
187. Arther Panther Olii - Perihal Rindu yang Berlayar Mencari Pelabuhan Paling Madu
188. Fathur Munir - Syair Panen Rindu
189. Serenade Ungu - Mengeja R.I.N.D.U
190. Winarti - Kisah Rindu Rasul Untuk si Nduk
191. Rahmat Fajar - Langgam Tanah
192. Nyalakan Nyalimu - Yaa Rasul, Pantaskah Kami?
193. Deddy Firtana Iman - Senandung Rindu Kekasih Allah
194. Gendut Pujiyanto - Rindu yang Merapat
195. Wildan Taufiqur Rahman - Andai Engkau Masih Ada
196. Niken Larasati - Sajak Rindu Pada Muhammad
197. Liya Hassan - Rindu Sang Qudwah
198. Zahara Putri - Salam 'alaika salam
199. Yuli Arista - Rindu Selunak Batu
200. Ach. Cholid Djamali - Rinai Rinai Cinta Abadi
201. Akarui Cha - Seuntai Rindu
202. Rahmad Rizi - Rintihan Tangis Cahayamu
203. Fahmi Yusuf - Setetes Rindu Padamu
204. Aisyah Syahril - Rinai Rindu Untuk Muhammad Kekasih-Mu
205. Zhafira Al-Ghifari- Semburat Rindu untuk Rasul
206. Hamidah - Hadiah Terindah Dunia
207. Desi Afyati- Buncah-buncah Rindu
208. Raudhatul Jannah- Itulah, salam dan salawat ummat
209. Andi Magadhon - Mengalir Sepi, Sungai Airmataku
210. A'yat khalili- Kasidah Rindu Sebelum Mati
211. Ana Lailatul Hasanah- Yaa Muhammad Yaa Rasulullah
212. Mayliya Rahmatullayli- Cahaya di Tengah Pusaran Kegelapan
213. Diya Pratiwi - Cintamu Muhammad, Kekasih Allah
214. Nihayatus Ziin - Rindu Melafadz Bahasa dalam Sajakku
215. Akbar zidny- Cahaya yang tertimbun Zaman
216. Siti Zulaiha Asyaroh- Tapaki Sirah Sang Permata
217. Indra Kukuh Subekti- Yang Maha Mulia Ya Muhammad
218. Sofyan RH. Zaid- Kepada Kekasihku, Muhammad
219. Seruni- Salam dari Sajadah kumal
220. Dalasari Pera- Aku Biarkan Manik-manik Berjatuhan
221. Mas Mochammad Ramdhani - Senandung Senja ; Muhammadku
222. Edu Badrus Shaleh - Tahun Gajah sampai Tahun Tingting
223. Imam Buchori- Aku Merindumu, Ya Rasul
224. Herianto- Seribu Sholawat untuk Muhammad
225. Alif Raung Firdaus -Kasidah Bagi Rasul
226. Afri Amelia- Sajak Rindu untuk Pemimpin Padang Mahsyar
227. Rian Ibayana- Seperti Waktu yang Berjalan
228. Hilal Ahmad -Kelahiran Cinta untuk Siapa
229. Akaha Taufan Aminudin- Menembus Jantung Hatimu, Hatiku Berd
230. Shohifur Ridho Ilahi- Perahu Dini Hari
231. Nadrah Chino - Larik Rindu
232. Zuhdi Alvian - Halaqah Kerinduan-
233. Sya’roni Imam- Aduh
234. Mirrah Salsabilah - Bagaimana Mungkin Seseorang Tak Mencintaimu
235. Husen Arifin - Detak Jantungku Tak Berwaktu
236. Nur Baidha – Aku dan Hati di Lautan Rindu
237. Dimas Indianto S - Kunamai Kau Puisi
238. Vanny Mediana- Dalam Menujumu
239. Nadhira Husna - Rinduku Pada Rasullullah
240. Etika Lisyana Dewi - Aku Merindu, Muhammadku
241. Erlin Aprilia - Di Antara Orang Kaya dan Orang Miskin, Dialah Rosulullah SAW
242. Desy B. Subekti - Wasilah Kota Mekkah
243. Dafriansyah Putra - Air Mata Yang Bergetar Di Tepian Paling Sunyi
244. Uki Prastowo- Kutitipkan Rinduku di Malam Ini
245. Candra Nila Murtidewojati- Sang Penakluk
246. Yudelnilastia- Miss You Rasulku
247. Reny- Rindu Ini
248. Adita Pangestika - Untuk kekasih Maha Rabbi
249. Uchi Yukito Charcit- Tabuhan Rindu padamu Titisan Ilahi
250. Prima Sagita- Dzikir Hati
251. Ulia Rahma- Derai Rindu
252. Faizy Mahmoed Haly- Embun Nabawi di Malam Maulidi
253. Anna Permata Sari - Rindu Padamu, Ya Rasul
254. Dee Ann Rose - Linang Kerinduan akan Cermin Al-Amin
255. Mz. Sami'an - Renung Rindu Pada Sang Bestari
256. Om Dompet - Selaras Muhammad
257. Dwi Maulud Diana - Gelombang Rindu Pada Kekasih-Mu
258. Imam El ziants - Atas Nama Tuhan, Purnama Tidak Seterang Cahayamu
259. Romaiki Al Hafidz - Manusia Berbulu Rindu
260. Ida Raihan - Rindu Pemilik Wajah Bak Purnama
261. Rianto - Dawai Sunyi Kerinduan
262. Asya Haritsya - Sketsa Rindu
263. Aksan Taqwin Embe- Menuai Lelaki Wajah Surga
264. B. Sovia Widya Rini- Kumerindu Sang Nadi
265. Azzuhri Tri Ahara- Sajak untuk Mengenang Rasulullah
266. Baiq Desi Luthfiana- Sebuah Lubang di Hati
267. Rahmatsyah- Ummat ya Rasul
268. Micka- Rinduku pada-MU Ya Rasulullah
269. Aisyah Prastiyo- Rindu Tak Sekedar Rasa
270. Iskandar Alif - Asma Rindu Di Ufuk Iqro'
271. Wahyu Yudi - Wajahmu Sucikan Debu Kehidupan
272. Maryam Hayinatuzzaky el-Haq - Sepertiga Malam Terakhir
273. Septia Khoirunnisa - Binar Rinduku
274. Sri Siska Wirdaniyati - Air Mata Rindu
275. Tegar Galang Anantha - Tak Sebatas Kerinduan
276. Miftachul Taubah - Merajut Syafa'at
277. Wahyumi- Pejuangku
278. Sarah Amijaya - Perindu Syafaat
279. Ika Endaryani- Seonggok Renung Teladan
280. Farid Kacong Alif- Muhammad
281. H.C Luthfie- Cahaya Muda Muhammadku
282. Yuliani Citra Dewi- Rindu Rasul
283. El Mukarrima- Pusara Rindu
284. Kaslan Al-Mandury- Untuk Siraj Al- Munir
285. Deenaya Azka- Jejak Sang Nabi
286. Niken Utami - Rindu Kekasih
287. Fardah Dwi Nur Assifah- Kesadaranku Membuncah
288. Nokman Ar Ramazda- Penerang dari Tsaniyyatul Wada
289. Astuti A.Palupi - Rindu Yang Mengaku Rindu Kekasih-Mu, Aku...
290. Asri Andarini- Kepada Lelaki Penyelam Sepi
291. Kemas Ferri Rahman- Rindu Betapa Rasa
292. Faisal Syahreza- Aku Bershalawat di Kota Ini
293. Oktariana Dewi Puspitasari - Segenggam Rindu Untuk Muhammad
294. Anis Sayidah - Untuk Lelaki Yang Memanggil Istrinya Khumaira
295. M. Danial Bangu - Yaa Rasulullah
296. Ulya Hirayra - Rinduku Padamu, Ya Rasulullah
297. Elli Rosmiyati - Melodi Kerinduan
298. Yassir Muhaqqi- Aku Masih Rindu
299. Reza Anindita- Ya Nabiyallah ! Aku Rindu Padamu
300. Lina Kelana- Tentang Rindu yang Tak Bisa Kubayar Lunas pada Pagi, Siang, Malam dan Detik-detik Gelisahku
301. Anugrah Roby Syahputra - Tentang Sepotong Rindu yang Merasuk Qalbu
302. O'onks F. Rachman- Antara Muhammad dan Sajakku
303. Ahmad Kurniawan- Rindu Nur Kasih
304. Faizal Oddang - Kabar Dari Seorang Pemijah Laron
305. Dee Dyantry- Tahajud Rindu
306. Rizky Muhammad AlFajar- Secangkir Kelambu Ka’bah
307. Chifrul El Hamasah- Mataku Meraba Rindu
308. Puput Merdikawati- Serpihan Rindu tuk Muhammad Rasulku
309. Budhi Setyawan- Kasidah Pohon Pohon Kurma
310. Fanny YS - Rindu Untukmu
311. Heristina Fitri- Ketulusan Hatimu
312. Isnawati Eka Lestari- Ini Rangkaianku untuk Engkau
313. Sariyanti- Rindu Senja Bersolawat
314. Rizki Mula Saputra- Sebait Sirah Nabawiyah Buat Umat
315. Dian Cahyani- Lukisan Syair di Celah Rindu
316. Dewi- Nyanyian Sang Hamba
317. A Ashly Nugraha M- Tetap Dalam Mendamba
318. Zahliana Zubir - Kehadiranmu bak Oase di Tengah Sahara
319. Kurnia Hidayati - Yang Layak Dirindukan
320. Alita Soeyadi - Rinai Rindu Untuk Muhammad Rasulullah
321. Ni'am At Majha - Kupagutkan Bibir Sang Waktu
322. Susan Santika - Puisi Kami Tetanggamu di Surga
323. Rey Seniman Langit - Puisi Untukmu Kekasih
324. Ipung Arrafa - Ku Kecup Rindu Dengan Shalawat
325. Miranda Seftiana - Sajak Rindu Untuk Sang Kekasih Allah
326. Sukarya Zaenal - Senandung Malam
327. Khairul Umam - Rindu Kasihmu
328. Ghaida Ummy - Getas Rindu Muhammad
329. Rauhiyatul Jannah - Oase Cinta
330. Jeff Kenzie - Pada Malam 12 Robiul Awal
331. Jhefferi Wang - Curahan Seorang Kaum Kepada Nabinya Tentang Negeri Di Surga
332. Febri Mira Rizki - Kugantung Rindu Di Bilik Kalbu
333. Riyadi Marshall - Epilog Rindu
334. Nasta'in Ahmad - Serpihan Rindu
335. Renny Nuraini - Rindu Sang Habibillah
336. M. Arif Darmawan - Surat Cinta Untuk Rasulullah
337. Sri Kumala Putri Tarigan - Rindu Kanjeng Nabi-ku
338. Suhelnida Eka Putri - Senandung Rindu
339. Rafiqi Kalaras - Segala Rindu
340. Alika Karunia - Air Mata Kerinduan
341. M Hendri - Rindu Segumpal Debu
342. Zen AR - Memorabilia
343. Pekik Bayumukti Utomo - Muhammad Teladan Nan Mulia
344. Lee Anna - Kuhantar Cinta Lewat Semesta Padamu
345. Salim Moors - Seperti Bulan Bertemu Matahari
346. Ben Putra - Kerinduan Di Sepertiga Malam
347. Dedew MT - Teguhkan Rinduku Padanya, Kekasih-Mu
348. Lenni Harjuni - Muhammad
349. Ayumi Maulida - Bilik Rindu Untuk-Mu
350. Dutio Infired Halima - Ingin Seperti Mu
351. Sambega Fan Mannan - Rindu ; Kepada Muhammad
352. Wannabe Avicena - Mengenangmu
353. Andi Bagas Pratama - Rindu dan Bakti Kami, Kepadamu Rasulullah
354. Yandigsa - Demi Rindumu, Kuhitung Hari
355. Rina Latifah - Rindu Merindui Kekasih-Mu
356. Andreas - Mendamba-Mu
357. Anggia Megani - Pada Syahadat Dengan Syafaat Rasulullah
358. Rosa Butar Butar - Getar Shalawat
359. Yani Suryani - Dawai Hati tuk Muhammad
360. Siti Mahillah - Diri Berbalut Sejuta Rindu Mengikat
361. Massuha El Arief - Maulidia Di Kota Senja
362. Eka Nur Anggraeni - Bunga Hatiku Yaa Rosul
363. Sri Laili - Muhammad - Kau Dimana
364. Fiyan Arjun - Ya Rasulullah Ya Habibillah
365. Iza Zayynul Ahyar - Buah Kerinduan Harapku Mekar
366. Hestyara Lus Mainar - Rinduku Padamu
367. Suwanda - Bayi Kecil Bertangis Cahaya
368. Riami Zahra - Perdu Rindu Si Bocah Pantai
369. Abdullah Rasyid - Pertanyaan Dalam Rinduku
370. Harry Gunawan - Merindumu di Setiap Desah
371. Habieba El Masyki - Rindu Berselimut Cinta
372. Ahmad Moehdor Al-Farisi - Sholli Alaa Rasulillah
373. Haden Mulyono - Rekah Cinta di Dasar Pantas
374. Phuji Astuty - Dia Bernama Muhammad
375. Salma Keant - Rindu Kami Padamu
376. Ibnu Ziddan - Uhanin
377. Budi Saputra - Sajak Rindu kepada Kekasih-Mu
378. Fransiska S. Manginsela - Debar Sepertiga Malam
379. Niken Kartikasari - Rindu Yang Selalu Ranum; Kepada Engkau, Yaa Habiballah
380. Rani Iriani Safari - Lembaran Rinduku
381. Yulistiana Ningsih - Wahai Engkau yang Namamu Selalu Disebut
382. Siti Aminah - Muhammad Kekasih Tercinta
383. Prajna Vytha - Cinta Rinduku
384. Amin Khairullah - Begitu Mulia
385. Alaysa Nichmatul Alaniah - Selamanya Muhammad Kekasih-Mu
386. Irman Adnan - Rindu Sepotong Mimpi
387. Ismia Malia - Ruapan Rinduku
388. Indi Andini - Episode Perjuanganmu
389. Luqman Tambusi - Sabdamu yang Mengeram
390. Fahrur Rozi Atma - Mengalamatkan Rindu
Bismillahirahmanirrahim....
Assalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh
Berikut adalah daftar namanama peserta yang puisinya akan dibukukan dalam antologi puisi "Rinai Rindu untuk Muhammad Kekasih-Mu"
1. 47. Mahfudz A Yoga Darmora - Epitaf Rindu
2. 126. Ahmad Ijazi H - Mahar Kerinduan
3. 210. A'yat khalili- Kasidah Rindu Sebelum Mati
4. 39. Arif Fitra Kurniawan - Duri-Duri Kerinduanku, Himada
5. 390. Fahrur Rozi Atma - Mengalamatkan Rindu
6. 187. Arther Panther Olii - Perihal Rindu yang Berlayar Mencari Pelabuhan Paling Madu
7. 143. F Rizal Alief - Puisi untuk Kanjeng Nabi
8. 220. Dalasari Pera- Aku Biarkan Manik-manik Berjatuhan
9. 379. Niken Kartikasari - Rindu Yang Selalu Ranum; Kepada Engkau, Yaa Habiballah
10. 389. Luqman Tambusi - Sabdamu yang Mengeram
11. 292. Faisal Syahreza- Aku Bershalawat di Kota Ini
12. 136. Sudianto - Migrasi Air Mata ke Padang Senja
13. 91. Ilham Jatioko - Ekstase Rindu
14. 154. Fina Lanahdiana - pada Sebuah Gigir Rindu
15. 263. Aksan Taqwin Embe. Menuai Lelaki wajah Syurga
16. 176. Lauh Sutan Kusnandar - Larung Rindu
17. 304. Faizal Oddang- Kabar dari Seorang Pemijah Laron: Untuk Muhammad SAW . bin Abdullah.
18. 231. Nadrah Chino - Larik Rindu
19. 67. Imam Eka Puji Al-Ghazali - Di Ambang Telaga Shafar
20. 24. Abu sudar- Riwayatmu yang Aku Rindu
21. 46. Pringadi Abdi Surya - Tiga Air Mata untuk Kekasih Allah
22. 61. Kamil Koma - Nyanyian Hantu
23. 230. Shohifur Ridho Ilahi- Perahu Dini Hari
24. 306. Rizky Muhammad AlFajar- Secarik Kelambu ka’bah
25. 309. Budhi Setyawan- Kasidah Pohon Pohon Kurma
26. 22. Agus Kindi- Lelaki Berjubah Langit
27. 6. Matroni el-Moezany. Malam Tanpa cahaya
28. 112. Aprilia Damayanti - Gelagat Rindu
29. 73. Jun Nizami - Amul Huzni
30. 300. Lina Kelana- Tentang Rindu yang Tak Bisa Kubayar Lunas pada Pagi, Siang, Malam dan Detik-detik Gelisahku
31. 219. Seruni. Salam Dari Sajadah Kumal
32. 74. Wahyu Wibowo - Telaga Kasih
33. 281. H.C Luthfie- Cahaya Muda Muhammadku
34. 377. Budi Saputra - Sajak Rindu kepada Kekasih-Mu
35. 227. Rian Ibayana- Seperti Waktu yang Berjalan
36. 191. Rahmat Fajar - Langgam Tanah
37. 179. Moh. Ghuron Cholid - Cermin Waktu yang Selalu Kurindu
38. 146. Malam Gerimis - Alifpun Masih Tegak Lurus Seperti Belati
39. 141. EL- Paso dhuro - Laki-laki Pembelah Bulan yang Dirindukan
40. 129. Thonni Mukharrom IA - Sobekan Cerita Cahaya
41. 19. Imam Apriansyah - Beberapa Alasan Kutembangkan Shalawat untukmu, Ya Rasulullah
42. 194. Gendut Pujiyanto - Rindu yang Merapat
43. 18. Oksa Puko Yuza - Mencari Nama Tanpa Wajah
45. 339. Rafiqi Kalaras - Segala Rindu
46. 361. Massuha El Arief - Maulidia Di Kota Senja
47. 218. Sofyan RH. Zaid- Kepada Kekasihku, Muhammad
48. 128. Irsyad - Meski Harus Melewati Berjuta Doa
49. 94. ‘Ainun Kurnia - Kerinduan di Rimpuh Zaman
50. 110. Gea Harovansi - Lelaku yang telah Dikhianati Tubuhnya
51. 180. Amin Sahri - Seraya Rindu
52. 327. Khairul Umam - Rindu Kasihmu
53. 259. Romaiki Al Hafidz - Manusia Berbulu Rindu
54. 324. Ipung Arrafa - Ku Kecup Rindu Dengan Shalawat
55. 149. Faiz Al Faridzi - Meski Hanya Senyala Dzarrah
56. 144. Syaiful Rahman - Deru Rindu padamu Muhammad
57. 77. WH Mahardhika - Musim yang Tak Terpetakan
58. 54. Nazar Shah Alam - Ada Semacam Rindu di Kelam Buta
59. 284. Kaslan Al-Mandury- Untuk Siraj Al- Munir
60. 76. Azie Narullah - Entah Sejarah, Ataukah...
61. 56. Muhammad Mak - Yang Kau Sematkan Mulai Berpaling Darimu dan Dari-Nya
62. 225. Alif Raung Firdaus -Kasidah Bagi Rasul
63. 301. Anugrah Roby Syahputra - Tentang Sepotong Rindu yang Merasuk Qalbu
64. 52. Ritsa Mahyasari - Rindu yang Tak Mampu Ku Bisikkan
65. 319. Kurnia Hidayati - Yang Layak Dirindukan
66. 32. Prabu Magis - Tanpa Nada
67. 323. Rey Seniman Langit - Puisi Untukmu Kekasih
68. 280. Farid Kacong Alif- Muhammad
69. 266. Baiq Desi Luthfiana- Sebuah Lubang di Hati
70. 40. Mahdi Idris - Sebab, Merindukanmu
71. 255. Mz. Sami'an - Renung Rindu Pada Sang Bestari
72. 305. Dee Dyantry- Tahajud Rindu
73. 270. Iskandar Alif - Asma Rindu Di Ufuk Iqro'
74. 307. Chifrul El Hamasah- Mataku Meraba Rindu
75. 158. Halim Nur Yahya- Rindu Syafaatmu Yaa Muhammadku
76. 295. M. Danial Bangu - Yaa Rasulullah
77. 302. O'onks F. Rachman- Antara Muhammad dan Sajakku
78. 177. Akhy Dirman Al-Amin - Meniti Jejak Rasulullah
79. 186. Yanwih Mudrikah - Melukis Rindu
80. 109. Dika Ambarwati - Rindu Kolosal pada Muhammadku
81. 41. Mawardi - Ya Rasul
82. 200. Ach. Cholid Djamali - Rinai Rinai Cinta Abadi
83. 373. Haden Mulyono - Rekah Cinta di Dasar Pantas
84. 256. Om Dompet - Selaras Muhammad
85. 289. Astuti A.Palupi - Rindu Yang Mengaku Rindu Kekasih-Mu, Aku...
86. 51. Ummu Aysyi - Penghulu Zaman
87. 5. Tubagus Rangga Efarasti - Selumbung Jiwa Kami Merindu Rasul
88. 104. Muhammad Qoyyum - Musahabah Rindu
89. 171. Syukron-i Dzunnurain - Kerinduan Hina
90. 364. Fiyan Arjun - Ya Rasulullah Ya Habibillah
91. 82. AD. Rusmianto - Langgam rindu
92. 30. Agus Nugroho - Bulir Rindu untuk Kekasih Allah
93. 189. Serenade Ungu - Mengeja R.I.N.D.U
94. 108. Rirus Farabi - Dalam Pencarianku
95. 376. Ibnu Ziddan - Uhanin
96. Jhody M. Adrowi
97. Raffa Muhammad
98. Nawang Wulandari
99. Elaine Firdausza
Alhamdulillah, inilah namanama yang puisinya akan dibukukan. Dan 100% Royaltinya akan digabung dengan Royalti Buku Antologi Puisi "mengukir Cahaya Ramadhan", "Give Spirit For Indonesia", "Sketsa Angin Di Atas Pasir" yang akan disumbangkan untuk dana kemanusiaan.
Bagi para peserta yang puisinya tidak terpilih, bukan berarti puisinya jelek atau tidak bagus, namun seperti yang sudah saya katakan, melainkan rezeki yang belum Allah Subhanahuwata'ala berikan kepada kalian. Tetap semangat menulis ya...!
Wassalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh.
Penyelenggara
Elaine Firdausza & Nawang Wulandari
Rabu, Desember 21, 2011
"Harta" Itu Bernama Kerapu
Indonesia
boleh berbangga. Kekayaan biota laut perairan kita ibarat ”surga” yang
kerap membuat iri negara lain. Adalah kerapu (Epinephelinae) salah satu
komoditas unggulan yang sukses diternakkan di Tanah Air dan banyak
diburu negara lain.
Seorang pengusaha ikan kawakan
pernah menuturkan, perairan Indonesia terpengaruh oleh dua musim subur
bagi perkembangbiakan ikan-ikan laut. Hanya saja potensi itu belum
diperhatikan, termasuk oleh negara.
Saat
ini pasar ikan kerapu tidak terdengar gaungnya di dalam negeri sebab
sebagian besar produknya ”dilarikan” ke luar negeri. Harga ikan dengan
ciri tutul-tutul atau belang-belang di tubuhnya ini mencapai Rp 500.000
per kilogram.
Sebagai ilustrasi, harga ekspor
kerapu bebek saat ini 50 dollar AS (sekitar Rp 465.000) per kg, kerapu
macan 11 dollar AS per kg, dan kerapu lumpur 10 dollar AS per kg.
Ukuran kerapu yang diekspor minimal 500 gram per ekor.
Bangun Sitepu, pembudidaya
kerapu di Lampung Barat, menuturkan, ekspor kerapu ke Asia terus naik
seiring tingginya minat penduduk Asia Timur mengonsumsi kerapu. Apalagi
tidak banyak negara di Asia mampu membudidayakan kerapu di wilayah
perairannya.
Beberapa jenis kerapu yang
sukses dibudidayakan di Tanah Air meliputi kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) dan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) yang harga
jualnya tinggi. Selain budidaya, produksi kerapu juga diperoleh dari
penangkaran hasil tangkapan alam, di antaranya kerapu sunu
(Plectropomus spp) dan kerapu lumpur (Epinephelus suillus).
Sitepu menuturkan, banyak
pembudidaya kerapu asal Thailand, Malaysia, Hongkong, dan China membeli
benih kerapu bebek dari Indonesia untuk dikembangbiakkan. Namun, upaya
pemijahan itu kerap gagal.
”Sudah 10 tahun terakhir
pembudidaya kerapu luar negeri membeli benih kerapu bebek untuk
dibudidayakan, tetapi hasilnya sulit karena kerapu bebek dan macan
ternyata lebih cocok berkembang biak di perairan Indonesia,” ujar
Sitepu, yang juga Ketua Forum Komunikasi Kerapu Lampung.
Produksi kerapu di Tanah Air
tersebar di sejumlah daerah. Kerapu bebek, misalnya, tersebar di
Lampung, Bali, Lombok, Sumbawa, Bangka Belitung, dan Ambon. Adapun
kerapu sunu yang mengandalkan hasil tangkapan alam di Sumatera.
Tingginya permintaan ekspor
membuat konsumen luar negeri rela ke sentra-sentra produksi kerapu di
sejumlah perairan Indonesia guna memburu ikan bernilai mahal itu.
”Berapa pun hasilnya, pasti diserap pasar. Ini membuat nilai tawar kerapu cenderung tinggi,” ujar Sitepu.
Budidaya kerapu mendorong
pertumbuhan usaha pembenihan. Benih kerapu saat ini dijual rata-rata Rp
12.000-Rp 14.000 per ekor benih ukuran 6-7 cm. Namun, pasokan benih
terkadang terbatas.
Di Belitung, misalnya,
kebutuhan benih kerapu mencapai 10.000-15.000 ekor. Namun, terkadang
para pembenih tidak mampu memasok semuanya.
Dedi Yusrifan, pembenih kerapu
di Belitung, menuturkan, kegagalan pembenihan kerap dipicu oleh mutu
telur yang kurang baik dan cuaca yang tidak mendukung.
Kendati
prospek usahanya tinggi, belum banyak orang berani terjun ke usaha ikan
kerapu. Total areal budidaya kerapu secara nasional saat ini baru
84.500 hektar, hanya 2,51 persen dari potensi budidaya laut seluas 3,36
juta hektar.
Kendala budidaya itu dipicu
oleh usaha kerapu yang padat modal dengan masa produksi relatif lama.
Budidaya kerapu macan, misalnya, membutuhkan waktu 1 tahun 7 bulan
untuk ukuran siap ekspor. Kerapu bebek mencapai 10 bulan, sedangkan
penangkaran kerapu hasil tangkapan membutuhkan 10 bulan hingga 1 tahun.
Modal operasional budidaya
kerapu juga tinggi. Dibutuhkan dua jenis pakan, yakni pakan berupa ikan
kecil seharga Rp 2.500-3.000 per kg serta pelet Rp 55.000 per kg.
Setiap KJA kerapu berisi 250 ikan membutuhkan rata-rata 3-6 kg pakan
ikan setiap hari, di luar kebutuhan pelet.
Usaha kerapu yang sebagian
besar dikembangkan di daerah terpencil juga terganjal pasokan listrik,
transportasi, maupun minimnya pendampingan dari pemerintah. Zonasi
kawasan budidaya yang belum diatur membuat lokasi budidaya kerap
tumpang tindih dengan alur pelayaran ataupun terkontaminasi limbah.
Sementara itu, pembiayaan untuk
sektor perikanan masih dihindari oleh perbankan. Akibatnya, kredit
usaha perikanan terbelakang dengan realisasi di bawah 1 persen per
tahun.
Tahun 2009 telah ada
kesepakatan Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Bank Indonesia
untuk meningkatkan pendampingan usaha kecil dan menengah agar
memperoleh akses pembiayaan perbankan serta informasi pola pembiayaan
komoditas unggulan perikanan. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil.
Andai dikelola dengan tepat,
potensi kerapu akan membangkitkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Imbal balik berupa pendapatan dan devisa sudah tentu juga dinikmati
negara.
oleh: BM Lukita Grahadyarini
sumber: KOMPAS
Pengobatan dengan Hidangan Makan
Oleh Indah Wulandari
Penyakit terdiri atas empat jenis, yakni panas, dingin, kering, dan basah. Setiap penyakit ditangani dengan makanan dan obat yang memiliki kualitas yang berlawanan.
Hidup sehat melalui pemilihan makanan dan pengaturan pola makan ternyata sudah menjadi bagian gaya hidup bangsa Turki Usmani sejak abad ke-15 dan ke-16 Masehi. Berbagai manuskrip membuktikan ada enam gaya hidup yang mereka lakoni untuk mencapai kesehatan prima dan upaya pencegahan terhadap paparan berbagai penyakit.
Para dokter dan ilmuwan Muslim pada era keemasan Turki Usmani telah berupaya mencari dan menemukan beragam bentuk pengobatan. Uniknya, dokter-dokter Muslim pada zaman kejayaan peradaban Islam mampu menjadikan makanan sebagai obat.
Menurut Prof Nil Sari dalam tulisannya bertajuk "Food as Medicine in Islamic Civilization" yang dirilis laman muslimheritage, dokter Muslim seperti Ibnu Sina (980-1037 M) dan Ibnu al-Baytar telah berhasil menjadikan makanan sebagai obat. Avicena-begitu masyarakat Barat biasa menyebutnya-pada abad ke-11 M sudah menulis manuskrip tentang diet dan makanan sebagai obat.
Sang dokter memasukkan resep makanan yang berkhasiat sebagai obat itu dalam ilmu kedokteran. "Dalam salah satu risalahnya, Ibnu Sina menetapkan enam aturan hidup sehat, salah satunya menyatakan bahwa makanan berfungsi obat melalui diet seimbang," ungkap Kepala Departemen Sejarah dan Etika Pengobatan dari Universitas Istanbul, Turki, Prof Nil Sari.
Rahasia pengobatan dengan makanan ini tak hanya terletak dari fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan nutrisi tubuh, tapi juga terletak pada kandungan gizi dalam makanan tertentu yang bisa menjadi sumber kekebalan tubuh. Selain itu, pengaturan pola makan serta diet agar menghindari makanan yang mengandung zat mubazir bagi tubuh sangat diperhatikan.
Bukti nyata keampuhan pengaturan makanan bagi tubuh membuat para dokter Muslim pada era keemasan pun akhirnya menerapkan diet kepada para pasiennya. Ilmuwan dan dokter Muslim al-Razi juga menekankan pentingnya penyembuhan penyakit melalui pola makan.
"Jika kamu dapat menyembuhkan seseorang dengan diet (mengatur pola makan) maka jangan menyarankan pengobatan," ujar Prof Nil Sari, mengutip pernyataan al-Razi.
Mereka percaya keseimbangan konsumsi sayuran, buah-buahan, dan mineral dari pemakaian garam bisa menghasilkan unsur kimiawi khusus dalam tubuh. Meskipun saat itu para ilmuwan Muslim belum menemukan unsur kandungan karbohidrat, protein, serta vitamin dalam makanan, mereka bisa mengombinasikan secara sempurna bahan makanan tadi.
Menurut Prof Nil Sari, prinsip kesehatan dan nutrisi seimbang dalam pengobatan Turki Usmani didasarkan pada teori "unsur" dan "humours". Dia mengungkapkan, tubuh manusia memiliki empat unsur atau sifat, yakni panas, dingin, basah, dan kering. Selain itu, dalam tubuh manusia juga terdapat empat zat cair atau humours, yakni darah, dahak atau lendir, cairan empedu kuning, dan cairan empedu hitam.
Berdasarkan teori unsur dan humor yang ada dalam tubuh manusia, makanan diklasifikasikan dalam empat jenis. Makanan dan minuman tadi dapat memengaruhi keseimbangan humor. "Makanan dan minuman secara alami membangkitkan darah. Karena penyakit juga terdiri atas panas, dingin, kering dan basah, penyakit bisa dirawat dengan makanan atau pengobatan," terang Nil Sari.
Makanan dan minuman yang berpengaruh dalam keseimbangan humor juga diklasifikasikan berdasarkan teori elemen, seperti panas, dingin, kering, serta basah. Menurut Prof Nil Sari, makanan dingin bisa membentuk dahak, contohnya mentimun, labu, serta selada. Makanan dingin menyebabkan kelemahan.
Sedangkan, makanan panas, lanjut dia, secara alami membentuk cairan empedu kuning. Makanan panas adalah makanan yang mengandung rempah-rempah dan bumbu, seperti jahe, lada, ketumbar kering, kayu manis, bawang, serta bawang putih.
"Sedangkan, makanan kering akan membentuk empedu hitam, itu karena sifatnya melankolis," papar Nil Sari. Makanan jenis ini, kata dia, bisa mengatasi seseorang yang kehilangan nafsu makan dan sembelit. Makanan yang termasuk jenis itu, antara lain, padi, kacang-kacangan, dan daging kering.
Jenis lainnya adalah makanan basah yang memiliki ciri tak terlalu berasa asin, manis, asam, atau pahit. Makanan ini dapat mengurangi efek. Mi dan bayam yang dimasak dengan nasi dan daging merupakan contoh makanan basah.
Menurut Prof Nil Sari, makanan juga diklasifikasikan berdasarkan pencernaan, yakni makanan lembut dan makanan kasar. Makanan lembut bisa membantu mengusir residu dalam makanan. Mengonsumsi makanan lembut juga berfungsi untuk memanaskan darah serta memproduksi cairan empedu kuning.
Makanan seperti itu lebih banyak terkandung dalam sayuran (terutama lobak dan sawi), kaldu daging, kuning telur, hati, daging domba, kacang dan sup buncis, burung merpati muda, burung pipit, acar, bawang, bawang putih, acar lobak dengan cuka, serta acar gula bit dengan sawi.
Sebaliknya, makanan bersifat kasar seperti roti gandum murni, buah yang masak di pohon, serta buah ara matang bisa memberikan kekuatan penuh. Prof Nil juga memaparkan sayuran dan buah-buahan sebagai makanan yang menyembuhkan. Contohnya buah ara, anggur yang masak penuh, dan biji-bijian.
Menurut Prof Nil Sari, penyakit pun terdiri atas empat jenis, yakni panas, dingin, kering, dan basah. "Setiap penyakit ditangani dengan makanan dan obat yang memiliki kualitas yang berlawanan," paparnya. n ed: asep nur zaman
Dua Jenis Hidangan yang Populer
Pada abad ke-17 Masehi, seorang penulis asal Turki Evliya Celebi mengungkapkan, ada beberapa jenis makanan yang biasa diberikan kepada pasien di Rumah Sakit Fatih Sultan Mehmet Han Mental dan di Rumah Sakit Bayezid di Edirne.
Daging burung
Makanan itu adalah daging burung dan ikan yang disajikan sebagai obat. "Makanan lezat dari daging burung disediakan kepada pasien setiap dua kali sehari," papar Prof Nil Sari mengutip pernyataan Evliya Celebi. Beragam jenis daging burung berkhasiat obat yang biasa dihidangkan untuk para pasien itu, antara lain, ayam hutan, burung bulbul, burung pipit, dan burung dara.
Daging burung itu dimasak dan dihidangkan untuk penderita cacat dan merawat orang sakit saraf. Menurut Prof Nil Sari, daging atau lemak bisa diterapkan untuk obat luka luar dan dalam. Selain itu, daging burung juga bisa digunakan untuk merawat penyakit otot dan sistem kegelisahan serta meningkatkan kejantanan. Masing-masing spesies burung memiliki efek yang berbeda-beda.
Contohnya, daging bebek bisa mengobati suara serak, menghilangkan gas dalam perut, meningkatkan kejantanan, serta menggemukkan dan memperkuat badan. Rasa sakit bisa diredam dengan lemak dari daging unggas atau burung tadi. Fungsi lainnya, lemak bebek membersihkan dan mempercantik kulit.
Cara memasak burung atau unggas untuk kebutuhan pengobatan biasanya dicampur dengan rempah-rempah dan tumbuhan obat. Kaldunya dapat dibuat dari ayam muda, ayam betina, atau ayam jantan. Nutrisi keduanya membentuk unsur kimiawi obat, terutama bagi bagian otak, testikel, dan kotoran dalam badan yang sedang bereaksi.
Dari praktik pengobatan ini diketahui jika ayam jantan muda yang belum bisa berkokok paling baik untuk dijadikan obat. Sedangkan, ayam betina paling baik saat belum menghasilkan telur.
Konsumsi Ikan
Tak hanya itu, jenis ikan-ikanan juga berfungsi serupa dengan unggas. Beberapa jenis ikan yang bisa dimanfaatkan sebagai obat, seperti goby, turbot, belut, gurame, bass laut, tombak, mullet merah, ikan laut plaice, ikan biru, ikan air tawar, picarel, mullet abu-abu, dan bonito. Jenis ikan lainnya, seperti ikan makarel, ikan selayar, dan juga ikan lumba-lumba bisa digunakan sebagai obat.
Jenis ikan yang paling baik untuk pengobatan adalah mullet merah, goby, dan ikan kalajengking. "Ini semua tertuang dalam buku medis dalam era peradaban Islam. Yakni, tentang ikan merupakan makanan yang paling baik di mana mereka menangkap, bagaimana memasaknya, dan ikan apa yang harus dimakan atau tidak," jelas Nil Sari.
Nil Sari menemukan jika ikan memiliki sifat dingin secara alami. Maka, karakteristiknya memiliki sifat tenang dengan humor panas. Sehingga, ikan-ikanan bermanfaat dalam kasus penyakit alami panas. "Contoh, ikan baik untuk batuk kering, penyakit kuning, kelelahan, dan disentri. Telur ikan juga bisa memperbaiki tingkat kejantanan dan baik untuk batuk dan disentri," ujarnya. indah wulandari, ed: asep nur zaman
(-)
http://rol.republika.co.id/koran/36/150160/Pengobatan_dengan_Hidangan_Makan
Izinkan Kami Menjual Lemari
Peluh kami adalah cahaya
Walau kalian tak pernah mau tahu siapa kami
Punggung dan kaki kami akan bersaksi
Sesuap nasi dan sedikit cita
Kami tak ingin menadahkan tangan
Tambo ketulusan aliri darah berdenyut ke nadi
Terserah apa itu inflasi
Yang kami mau belilah lemari
Untuk buku atau apa saja
Bisa untuk hadiah mertua
Baiknya jangan banyak bertanya
Sebab lemari ini sederhana saja
Jalanan panjang kan terasa lapang
Bila terjual hati pun senang
2009, M.Danial Bangu
Semangat Cinta
Pada semilir angin pagi
Berputar masa pengap dan sesak
Saat kuncup pun telah tinggi…
Bermekaran di atas sana
Naluri semangat leluasa membahana
Tertata rapi kami bawa hasil bumi
Jerih payah petani perkasa
Sadar kerja adalah mulia
Bangkit fikir percaya nasib
Keliling kami sejauh apapun bisa
Walau untung tak seberapa
Intelek buntung dijepit KPK
Sepenuh cinta kuatkan rasa
Betapa nikmat bebas merdeka
Maret 2010, M.Danial Bangu
Berputar masa pengap dan sesak
Saat kuncup pun telah tinggi…
Bermekaran di atas sana
Naluri semangat leluasa membahana
Tertata rapi kami bawa hasil bumi
Jerih payah petani perkasa
Sadar kerja adalah mulia
Bangkit fikir percaya nasib
Keliling kami sejauh apapun bisa
Walau untung tak seberapa
Intelek buntung dijepit KPK
Sepenuh cinta kuatkan rasa
Betapa nikmat bebas merdeka
Maret 2010, M.Danial Bangu
Cerpenku
T E R B A N G
Ketika siang masih menyemburkan hawa panasnya dan jutaan knalpot penghuni setia jalan raya berseliweran dalam kemacetan yang akut, masih saja bocah-bocah dekil itu menjajakan kemelaratan yang riuh mengalahkan keriuhan tepukan tangan dalam seminar-seminar di hotel dan kampus-kampus ternama.
Para pemuda dan bapak-bapak meninggalkan kampung halaman berlomba-lomba memadati jalan raya demi sesuap nasi dan harapan-harapan kecil nan sederhana. Mereka telah beranak cucu, berhimpitan di pinggir-pinggir kali, kolong jembatan, lorong sempit di pinggiran kota, menunggu tendangan trantib dan aparat pembangunan.
Ibu-ibu dengan pakaian lusuh wajah memelas ribut mengetuk-ngetuk kaca mobil, dengan bayi yang tak kalah sedihnya wajah itu membiaskan rasa pilu menyayat. Lengkap sudah dengan lemparan recahan dari kaca mobil.
Masih disiang itu, dari bibir jalan dengan trotoar yang semakin hancur dengan ulah pengendara sepeda motor yang diburu waktu, sangat kelihatan sebuah bak sampah masih kokoh berdiri dengan sampahnya yang sudah sangat menumpuk hingga dengan sewenang-wenang mengeluarkan bau busuk.
Walau busuknya menyengat, tetap saja seorang anak kecil seusia anak sekolah dasar kelas 5, dengan tekun memungut gelas-gelas plastik dan koran-koran bekas. Mata tajamnya layaknya elang menukik memburu mangsa. Tangannya lihai bak professor dalam laboratorium penuh jejeran botol berisi cairan kimia. Hanya saja si anak itu sama sekali tidak memakai kain penutup hidung atau masker dan sama sekali kedua tangan telanjangnya tidak memakai sarung tangan. Ia tidak pingsan, ulet professional.
Anak seusianya telah dipaksa oleh keadaan yang sering saja terus menjadi alasan klasik proyek-proyek besar kepekaan sosial dan telah melahirkan banyak professor. Bila anak itu menjadi korban kekerasan atau sodomi, maka pekerjaan LSM anak dan polisi akan sibuk dan kemudian bertambahlah penghuni penjara, pengap makin sesak. Namun semua terus mengalir lama kelamaan sudah bukan gejala baru maupun opini dahysat untuk mengalihkan isu.
Kulirik jam tangan telah menujukkan hampir pukul 1 siang membara. Baru saja kutengok kembali bocah kecil itu, “Haa…!” Teriakkku kaget setengah mati, anak itu sudah melayang di atas bak sampah, orang-orang yang melihat juga berteriak keheranan, ramai kenderaan tiba-tiba saja semakin macet, para pengendara mobil menyembulkan kepalanya dari kaca mobil, ada yang berlari meninggalkan mobilnya, penuh rasa ingin tahu, motor-motor di parkir sembarangan mendekati bak sampah. Hanya dalam hitungan detik berjubel manusia sudah memadati area kecil bak sampah hingga ke meluber jalan raya, layaknya antrian sembako di musim bencana. Saling dorong dan injak, sikut kiri kanan hingga ada yang terjatuh merintih-rintih terinjak.
Aku yang tanpa kusadari sudah berlari mendekat pun ikut berdesakan, menatap wajah anak itu penuh keheranan. Wajah anak itu terlihat ketakutan dengan kedua kelopak mata yang kelelahan menahan banjir air matanya. Tubuhnya melayang-layang tiga meter di atas bak sampah. Seorang ibu berjilbab biru dengan tas kulit mengkilat berlogo Versace nampak lebih mendekat ke bak sampah sambil menutupi hidungnya berkata, “Mari nak, coba turun ke sini, nanti ikut ibu ke rumah yaa…”
Belum sempat ibu itu melanjutkan kata-katanya, seorang bapak gemuk berjas hitam dengan pin emas Garuda, menjulurkan tangannya ke atas, jemari besarnya berlingkar logam murni menyala dengan mata merah delima, bapak itu setengah melompat berujar, “ Ayo ikut bapak saja! Ayo turun… turun nak…” Bujuk bapak itu.
Aku tidak tahu entah siapa bapak dan ibu dari anak itu, yang pasti aku pun bingung dan ingin sekali menolongnya, namun berjubel orang-orang sudah berebutan membujuk anak itu agar turun dan ikut bersama mereka. Tanpa mereka sadari sepatu-sepatu mengkilat mereka sudah masuk menginjak-injak kotoran dan sampah.
Inilah gejala baru langka dan luar biasa di Ibukota, seorang bocah pemulung yang tiba-tiba saja bisa terbang walau belum terbang sejauh Superman atau Gatot Kaca. Huft… ini akan menjadi berita besar pengalihan isu yang paling edan. Dua kakiku berjinjit sambil menoleh ke arah kanan jalan raya, puluhan meter jarak pandangku menatap lampu sirene mobil patroli berkilauan, sayup-sayup bunyi sirene seperti irama melankolis.
“Woiii… Parjooo… Parjoo..” teriak dua orang anak kecil terhimpit diantara tubuh orang-orang dewasa. Pakaian mereka yang kumal dan berlubang sebenarnya lebih layak untuk dibuang atau paling cocok untuk membersihkan knalpot dan benda-benda kotor lainnya. Bibir mungil mereka terus memanggil-manggil, walau hilang ditelan gemuruh suara-suara yang teramat berisik diterik siang itu.
Kuperhatikan lagi bocah yang melayang itu perlahan sepasang kupingnya berubah menjadi warna keemasan terang menyala berkilau mirip puncak monas. Anak itu melepaskan karung plastik rombeng yang sedari tadi masih dipegangnya, tangannya meraba-raba telinganya yang berubah kaku.
“Parjoo…” Hampir saja buyar keinginanku untuk mendekati kedua bocah yang terus memanggil nama temannya itu. Dorongan tubuh orang-orang dari belakang, kiri dan kanan, mau marah rasanya salah. Aku memaksa mundur beberapa langkah dan dengan susah berbalik paksa diantara himpitan orang-orang, tak kuladeni caci maki orang-orang yang terganggu, susah payah kudekati dua anak kecil tadi dan langsung kutarik seorang anak, dengan susah payah pula seorang temannya lagi bergerak mengikuti, ia berteriak kesakitan saat kakinya terinjak namun terus menerobos mengikuti temannya.
“Ada apa kak? Kenapa saya ditarik-tarik..,” celoteh anak itu sembari dengan sedikit paksaan kubimbing dia agar menjauh mencari ruang yang lapang.
“Ada yang ingin kakak tanyakan, nanti kakak kasih uang,” aku terus merangsek keluar. Beberapa orang yang entah wartawan atau orang yang sengaja membawa handycam dan kamera nampak kesal lalu memaki karena dorongan tubuhku mengganggu bidikan zoom yang mengarah pada anak yang masih terus melayang di atas bak sampah.
Aku tidak peduli karena merekapun sudah seperti orang yang kesetanan, debu dan panas yang sangat menyengat sudah tidak lagi dipedulikan mereka, terus berhimpitan saling injak penuh peluh dan bau keringat. Di samping warung rokok yang memakai pelataran trotoar, segera kukeluarkan dompet, dua lembar uang sepuluh ribuan kutarik, “Ini buat kalian berdua, ambil,” kuangsurkan sepuluh ribu masing-masing pada kedua anak itu.
“Kalian kenal siapa dia?” telunjukku mengarah pada objek yang masih terus menjadi tontonan.
“Itu teman kami kak,”
“Parjo?,”
“Ya Parjo kak, dia teman kami memulung…”
Aku menganggukkan kepala sembari menggigit bibirku yang kering. Betapa masih banyaknya pemulung dari kalangan anak-anak seusia anak sekolah, mereka terus berjuang mangais secuil kehidupan untuk bisa makan. Aku keluarkan beberapa isi dompetku.
“Bang… bang,” si abang penjaja di warung rokok dan minuman yang membelakangi nampak serius terus menatapi bocah yang masih melayang-layang di atas bak sampah.
“Wooii… bang, jualan gak?!” ujarku lebih keras, si abang seakan tidak mendengar. Bocah itu seakan telah menyihir semua orang.
“Beli bang,” Ku tepuk pundak si abang penjual.
“Oh iya… beli apa,”
“Minuman dingin 3 dan roti itu 5.”
***
Dari langit yang terang membiru tanpa gumpalan awan, semakin jelas helikopter melayang layang. Kemacetan yang teramat panjang telah membuat ramainya polisi dan tentara turun meminta orang-orang untuk menyingkir dan membuka jalan. Entahlah, perjalanan kepentingan siapa yang telah terjebak dalam kemacetan ini, yang pasti banyak para pengendara dan penumpang turun berdesak-desakan. Terlihat banyak yang masih berdiri di atas mobil-mobil pribadi mereka untuk dapat melihat dengan jelas.
Kerumunan orang-orang yang berdatangan sejak tadi, entah dari mana asalnya telah membuat satu langkah saja demikian susah. Aku dan dua orang teman Parjo yang tidak jauh dari lokasi, kini masih sulit untuk bergerak. Dor! Dor! Polisi mengeluarkan dua tembakan ke udara, kerumunan manusia sudah layaknya gelombang, ada yang terinjak-injak namun tiada yang peduli. Kuapit erat dua teman Parjo yang telah basah kuyup keringat yang sama basahnya denganku. Teriknya matahari semakin membuat lautan manusia ini seperti neraka. Parjo yang masih terus melayang hanya bisa menangis sambil memegang kupingnya.
Untuk membeli kembali minuman dingin terasa sulit. Kerumunan orang-orang terasa sulit dibubarkan polisi, orang-orang hanya bisa bergerak layaknya gelombang yang terkunci. Dor! Dor! Tembakan ke udara masih terus berdesing, kulihat banyak yang jatuh pingsan karena sesak kehabisan udara.
“Bagaimana ini kak..” ucap seorang anak yang masih kuapit erat. Aku hanya bisa menatapnya dengan bingung. Rasanya ini seperti dalam mimpi buruk. Ah! Percuma saja menyesali, tinggal menunggu kerja polisi dan semoga saja orang-orang ini mau bubar sehingga ruang gerak kembali leluasa.
Parjo anak kampung jauh, merantau bersama kedua temannya. Tidur di stasiun kereta atau di emperan toko dan terminal. Ibunya TKW di Malaysia bapaknya hilang tak tentu rimbanya. Sedih dan bingung kulihat Parjo terus menangis tak bisa turun.
Terlihat orang-orang yang berdiri di atas bak sampah sudah mulai turun setelah ada teriakan “Bubar dan menyingkir,” dari megaphone helikopter yang terbang rendah berputar-putar. Rambut Parjo terlihat lebih berkibar dan orang-orang mulai dapat bergerak menjauhi lokasi.
Puluhan meter jarak pandangku diantara kemacetan jalan raya, mobil pemadam kebakaran mengeluarkan semburan airnya. Orang-orang terlihat mulai bisa berlarian. Bunyi klakson yang sedari tadi riuh bersahut-sahutan.
Lebih dari dua jam tak terasa kaki gemetaran melangkah. Rasa lelah yang teramat sangat memilihku untuk melangkah pulang. Setelah berpamitan pada kedua teman Parjo yang menerima dengan anggukan kepala, mereka duduk selonjor kelelahan beralaskan karung. Sepertinya kedua anak itu mau pingsan, namun apa daya tubuh terasa sangat letih dan mataku mulai berkunang-kunang.
Tak kupedulikan lagi orang-orang yang terkapar pingsan, banyak sudah tidak peduli di Ibukota ini. Biarlah tim medis yang akan datang menjemput mereka. Seorang ibu dengan tubuh gemuk dan masih terkapar di jalan seraya berteriak minta tolong tak juga kupedulikan, kubuang pandanganku kedepan menuju kontrakan. Rasa kantuk yang menyerang melengkapi rasa lelah tubuh ini. Kemeja dan celana panjang jinsku masih basah keringat.
Perjalanan menuju ke tempat saudara yang sudah setengah perjalanan ku urungkan. Tak kulirik lagi Parjo yang masih melayang-layang terbang di atas bak sampah itu, yang terpenting adalah secepatnya sampai di rumah, tidur melepas lelah tubuh ini. Ramai kendaraan masih masih macet memenuhi jalan raya, padahal tidak jauh dari jalan besar ini sudah masuk jalan tol.
Perlahan langkahku menuju halte, bus, metromini, angkot, ah aku sampai lupa naik apa untuk pulang. Sekonyong-konyong mata kantukku terbelalak, kulihat mobil-mobil pribadi, bus dan angkot mulai terangkat terbang.
mdb
Artikel
Sejarah peradaban manusia dari masa ke masa dapat dikenali dan dinilai dengan ciri khas dari keragaman budaya dan seni yang telah mengakar, kemudian secara turun temurun dilestarikan hingga masih bertahan. Seiring perkembangan zaman, bermacam kebutuhan maupun kepentingan manusia terasa semakin mudah dengan adanya inovasi dan perubahan teknologi yang terus mengalami kemajuan. Namun disatu sisi kemajuan teknologi informasi atau yang lebih dikenal juga dengan sebutan era digital telah menjadikan suatu daerah bahkan Negara yang didalamnya hidup masyarakat yang semestinya dapat mempertahankan eksistensi ciri khas seperti dalam berpakaian misalnya, kini perlahan pudar hingga mulai kehilangan jati diri.
Sebagai contoh masyarakat eropa seperti Inggris, kini sudah sangat jarang bahkan mungkin sudah tidak ada lagi wanita yang berpakaian Waspen Taille yakni model pakaian pinggang ramping dan rok mengembang mirip tubuh lebah madu, seperti yang sering kita lihat dalam film-film klasik. Para wanita dengan pakaian tersebut mungkin hanya akan dapat kita temui pada perayaan-perayaan tertentu, sebab waspen taille model sekarang sudah semakin modern dan tentu saja makin beraneka rupa bahan dan coraknya juga aksesorisnya yang kini bukan sekedar payung.
Kimono pakaian khas Jepang yang mirip Hanbok pakaian tradisional Korea, juga tidak lagi menjadi pakaian utama yang sering dipakai sehari-hari. Oshin pun tidak pernah protes pada gadis-gadis Jepang yang sudah sangat jarang memakai Kimono, inilah tren ala globalisasi yang para anak-anak mudanya akan dengan fasih menjawab : “Masing-masing ada zamannya, emang gue pikirin!”
Demikian pula dengan Gorontalo, Provinsi yang baru berusia 10 tahun, pada acara-acara resmi atau pesta pernikahan, coba kita lihat para gadisnya entah malu atau tidak suka, mereka tidak memakai pakaian karawang, sangat jarang kita menemukan gadis Gorontalo dengan bangga mengenakan pakaian karawang. Terlihat yang ada adalah pakaian modern ala barat bagaikan bintang Holywood atau pakaian umum gadis-gadis metropolitan hedonis dan ironis.
Kain karawang sebagai warisan dari para leluhur yang kaya akan budaya dan seni, layaknya menjadi kebanggaan tersendiri. Kita patut berbahagia, bahwa ternyata para leluhur Gorontalo memiliki cita rasa seni yang tinggi, mereka tidak hanya meninggalkan warisan seni dan budaya berupa etika adab, alat musik, tarian dan lain sebagainya, para leluhur meninggalkan keahlian pada generasi pelanjut dan karya yang penulis telah membuktikan pada seorang kawan asli Jakarta, penulis perlihatkan kain karawang, lantas dikatakannya : “Kain ini indah sekali, tapi rumit dan kayaknya sulit dirancang.”
Bila di Jawa terkenal dengan kain Batik, di Sumatra ada kain Ulos dan daerah lain punya kain tenun ataupun kain khas tersendiri, maka di Gorontalo ada Kain Karawang bung!
M.Danial Bangu
http://kainkarawang.blogspot.com
~ Sajak-sajakku ~
Sajak Dini Hari
Seperti ringkik keledai
engkau datang dengan bau petai
aroma bisu lengkap ambisi
... hendak kau telan semua nasi
lalu kau jilati tudung saji
terkurung kau jauh terkurung
bukan dalam lipatan sarung
yang mengajak ingat berkabung
meredakan nafsu untuk bertarung
tapi dasar kau memanglah badung
besar kepala perut pun buncit
rombongan tikus ramai cericit
menerjang jutaan perut melilit
siapa saja silahkan sakit
hanya akan menjerit-jerit
di tengah sawah ular menari
meliuk-liuk serumpun padi
burung terbang kian kemari
hati yang baik penuh pekerti
jauh angkuh dan lupa diri
api padam tertawa riang
biar meradang semut rang-rang
uban disemir belang-belang
burung kutilang bernyanyi sumbang
sisir pun hasil hutang
mdb
Zaman Santri
Tenggelam diri tenggelam
Menjadi ikan, jauh menyelam
Dunia gelap tubuh tak legam
Melahap kitab nafsu diredam
Kasih sayang tak pernah padam
Bertambah ilmu bertambah malu
Luas samudra seujung kuku
Apalah daya dalam dirimu
Bila sholat tanpa ilmu
Lalu makan yang bukan hartamu
Alangkah nikmat menjadi santri
Merenda hari bersama pelangi
Cahaya menembus menyapa hati
Semangat subuh menopang pagi
Mandi dzikir sepanjang hari
mdb
Langganan:
Komentar (Atom)
