Senin, Juli 12, 2010

Zaid Kesayangan Nabi saw


Ibunya Su’di binti Tsa’labah pernah membawanya berziarah kerumah salah seorang keluarganya di bani Ma’an, saat itu beliau berumur 8 tahun, saat dia tinggal ditengah kaumnya secara tiba-tiba penduduk Ma’an
diserang oleh sekelompok orang yang memusuhi mereka, hingga akhirnya
mereka kalah dan menjadi tawanan termasuk Zaid, lalu ibunya kembali ke
rumahnya (suaminya) sendirian dan tidak pernah mendengar kembali berita
tentang Zaid hingga terus mencarinya karena rindu atasnya. Membawa
tongkat diatas pundaknya, berjalan mengitari perumahan menyusuri padang
pasir, bertanya ke setiap kabilah dan kafilah yang lewat tentang
anaknya dan buah hatinya, dan pada saat musim haji dan perdagangan
tiba, orang-orang dari kabilah Haritsah pergi kesana dan bertemu dengan
Zaid bin Haritsah di Mekkah, dan mereka menceritakan keadaan kedua orang tuanya dan
Zaid menceritakan kejadian yang sebenarnya; bagaimana Banu Al-Qayn
menyerang kabilah ibunya dan mereka menahannya, kemudian dijual di
pasar Ukaz kepada seseorang dari Quraisy yang bernama Hakim bin Huzam
bin Khuwailid, kemudian dihadiahkan kepada bibinya Khadijah binti
Khuwailid dan diserahkan kembali ke suaminya Muhammad bin Abdullah,
maka beliaupun menciumnya dan memeluknya. Kemudian berkata kepada para
hujjaj dari kaumnya : berikanlah kabar ini kepada bapak dan ibu saya
bahwa saya berada dalam asuhan orang tua yang paling mulia.

Setelah rombongan kembali dari Mekkah mereka menceritakan perihal Zaid
kepada orang tuanya, namun Haritsah sama sekali tidak mengetahui tempat
tinggal anaknya sampai dia dan saudaranya memutuskan untuk pergi ke
Mekkah dan bertanya tentang Muhammad bin Abdullah, dikatakan kepadanya :
bahwa dia (Muhammad) berada di Ka’bah, -saat itu nabi belum diangkat
menjadi Rasul- maka keduanya masuk ke rumah tersebut dan berkata :
Wahai putra Abdul Mutthalib, wahai putra dari kaum yang mulia, kalian
adalah penduduk yang menjaga rumah Allah dan tetangga darinya, pembebas
orang yang kesusahan, pemberi makan orang yang ditawan, kami datang
untuk mencari anak kami, maka kabulkanlah permohonan kami, dan
berikanlah kebaikan dalam menebusnya, maka nabipun memberikan pilihan
kepada Zaid, maka Nabi berkata kepada keduanya : “Panggilah Zaid,
berikan kebebasan kepadanya untuk memilih, jika dia memilih kalian maka
dia milikmu tanpa ada tebusan, namun jika dia memilih saya maka demi
Allah tidaklah saya orang yang memilih kepada saya mengiginkan tebusan”.

Maka Haritsah bergembira atas perkataan Nabi, kemudian dia berkata
kepadanya : sudikah engkau memberitahukan asal-usul kami, memberi bekal
kepada kami dan memberikan kebaikan kepada kami. Setelah Zaid tiba,
nabi bertanya kepadanya : tahukah engkau siapa mereka ? Zaid berkata :
ya, dialah Bapakku, dan yang satu lagi Pamanku, kemudian Rasul berkata
kepada Zaid : adapun Saya, Engkau telah mengetahui dan melihat, sebagai
teman bagimu, apakah engkau memilih saya atau mereka ? Zaid berkata :
saya bukanlah orang yang engkau paksa untuk memilih, engkau dihadapan
saya memiliki kedudukan sebagai Bapak dan Paman. Saat itu pula Bapaknya
dan Pamannya kaget dan tercengang lalu berkata : celaka engkau wahai
Zaid, apakah engkau lebih memilih menjadi budak daripada merdeka di
tengah orang tuamu dan pamanmu serta keluargamu. Zaid berkata : benar,
saya telah mengetahui perihal orang ini yang saya tidak memilih
seorangpun selainnya”.

Setelah Rasulullah saw melihat kejadian tersebut beliau sangat
bergembira hingga air matanya menetes lalu menarik Zaid dan kaluar dari
batu Ka’bah mengelilngi orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul, lalu
berseru : “Saksikanlah mulai saat ini Zaid adalah anakku, dia berhak
menjadi ahli waris dariku dan aku berhak menjadi ahli waris darinya”.
(Ibnu Hajar). Setelah Bapak dan Pamannya melihat kejadian tersebut
keduanya pasrah. Dan semenjak itu pula Zaid di Mekkah tidak dipanggil
oleh seseorang kecuali dengan menyebut Zaid bin Muhammad, kemudian
setelah Nabi diangkat menjadi Rasul, Zaid ikut masuk Islam dan menjadi
orang kedua yang pertama masuk Islam, sedangkan Rasulullah saw sangat
mencintai dan menyayangi beliau.

Setelah Rasulullah saw mengizinkan para sahabatnya berhijrah ke Madinah
Zaid ikut serta berhijrah, dan Rasulullah saw mempersaudarkannya
dengan Asid bin Khadir, dan pada saat itu Zaid masih dipanggil dengan
Zaid bin Muhammad hingga turun firman Allah SWT : “Panggilah mereka
(anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka”.
(Al-Ahzab:5), maka saat itu pula Zaib dipanggil nama dengan Zaid bin
Haritsah, dan Rasulullah saw menikahkannya dengan tuannya Ummu Aiman dan
melahirkan anak yang bernama Usamah bin Zaid, kemudian menikahkannya
kembali dengan putri pamannya Zainab binti jahsy, namun kehidupan
berlangsung tidak harmonis sehingga Zaid pergi menghadap Rasulullah saw
mengadukan hal tersebut, maka Rasulullah saw memerintahkannya untuk
menahannya dan bersabar atasnya, namun Allah SWT memeirntahkan kepada
Rasul-Nya untuk menceraikan Zainab dari Zaid kemudian beliau menikahi
mantan istri dari Zaid, yang demikian untuk menghilangkan persepsi
kebiasaan mengadopsi anak yang telah menjadi adat dikalangan jahiliyah,
bahwa pada waktu itu anak angkat diperlakukan seperti anak sendiri,
Allah berfirman : “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang
yang telah Allah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah
memberi nikmat kepadanya : “Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah
kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang telah
allah menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedamg Allah-lah
yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri
keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan
dia, supaya tidak ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawani)
istri-istri anak-anak angkat mereka, jika anak-anak angkat itu telah
menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah
itu pasti terjadi”. (Al-Ahzab:37)

Dan cukuplah bagi Zaid mendapatkan kebanggaan namanya dicantumkan dalam
Al-Qur’an Al-Karim, dan kemudian Rasulullah saw menikahkan beliau
dengan Ummi Kultsum binti Uqbah.

Zaid merupakan seorang panglima perang yang gagah berani, dan terbaik
dalam membidik panah, ikut dalam perang Badr, dan menjadi perisai
terhadap tubuh Nabi saat perang Uhud, ikut dalam perang Khandak,
perjanjian Hudaibiyah, penaklukan Khaibar, dan perang Hunain, dan
Rasulullah saw menjadikan sebagai panglima dalam 7 kali perang gerilya :
Al-jumu’, Al-thorf, al-‘aish, hismi dan lain-lainnya, Aisyah pernah
berkata tentangnya : “Rasulullah saw tidak pernah sama sekali mengutus
bala tentara kecuali mengangkat Zaid sebagai panglimanya”.

Saat tentara Romawi mengubah perbatasan negara Islam dan menjadikan
Syam sebagai pusat pemerintahan mereka; Rasulullah saw mengirim pasukan
ke daerah Balqo di bagian negara Syam, dan memberikan wejangan dan
pesan kepada para prajuritnya setelah menunjuk Zaid bin Haritsah
sebagai pemimpin pasukan, beliau bersabda : “jika Zaid terluka (syahid)
maka penggantinya adalah Ja’far bin Abu Tholib, dan jika Ja’far
terluka maka penggantinya adalah Abdullah bin Rowahah”. (Ibnu Ishaq).

Setelah pasukan muslim berjalan dan saat tiba disamping kota yang
bernama mu’tah, pasukan muslim bertemu dengan pasukan Romawi yang
jumlahnya melebihi 200 ribu tentara, hingga terjadilah peperangan yang
sengit, dan Zaid dengan gagah maju ke tengah pasukan musuh tidak
mengindahkan jumlah dan perlengkapan mereka, dengan mengayunkan
pedangnya ke kiri dan ke kanan sambil membawa bendera di tangan yang
lainnya, dan ketika pasukan musuh melihat keberanian beliau mereka
menikamnya dari belakang hingga akhirnya beliau menemui syahidnya sambil
memegang bendera tersebut, dan Rasulullah saw pun berdo’a untuknya :
“Mohonkanlah ampunan untuk saudara kalian, sungguh (Zaid) telah menemui
cita-citanya untuk masuk surga”. (Ibnu Sa’ad).




TAMASYA KE SURGA




Dengarkanlah Ibnu Al-Qayyim rahimahumullah ketika ia menjelaskan tentang moment yang besar yakni momentum pertemuan yang agung, Diantara para Awliya dan juga para hamba-hamba-Nya yang paling shaleh ketika mereka Kemuliaan dan Kebesara Wajah-Nya.

Dengarkan dan bayangkanlah seolah kalian bersama mereka. Semoga Allah.SWT Memasukan kalian dan saya menjadi salah satu diantara mereka.

Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata: Jika anda bertanya tentang hari penambahan dan hari kunjungan kepada Allah Al-Aziz Al-Hamid, kemudian melihat wajah-Nya yang bersih dari segala macam perumpamaan dan penyerupaan terhadap segala sesuatu. Sebagaimana yang disabdakan oleh orang yang paling benar ucapannya Rosulullah.SAW, sehingga pasti akan terjadi, maka dengarkanlah ketika

penyeru memanggil : "Wahai sekalian penghuni syurga! Sesungguhnya Rabb kalian meminta kalian berkunjung kepada-Nya, maka mari kita berkunjung kepada-Nya!"

Penghuni Syurga menjawab : "Kami dengar dan patuh!" hingga, mereka berhenti dilembah yang harum yang dijadikan tempat berkumpul, merekapun berkumpul dilembah yang luas tersebut.
Tidak ada satupun malaikat yang meninggalkan mereka, Rabb Tabaraka wa Ta'ala meminta kursi-Nya diambi dan ditempatkan dilembah tersebut. Kemudian, mimbar-mimbar dari cahaya disiapkan bagi mereka, mimbar mutiara lu'lu, mimbar mutiara zabarjad, mimbar emas dan mimbar perak
penghuni syurga yang paling rendah kelasnya duduk diatas bukit pasir dari kasutri. (mereka tidak pernah melihat ada orang yang mempunyai kursi seindah kursi mereka ) Hingga ketika mereka telah duduk dikursi dan tempatnya masing-masing dengan nyaman.

penyeru memanggil: "Wahai penghuni syurga! Sesungguhnya kalian mempunyai janji disisi Allah yang hendak Allah berikan kepada kalian!"

Mereka berkata: "Janji apa yang dimaksud? Bukankah Allah telah membuat wajah kami putih, memperberat timbangan kami, memasukan kami kedalam syurga dan menjauhkan kami dari neraka?"

ketika mereka dalam keadaan seperti itu, Tiba-tiba sinar memancar sehingga pancarannya menerangi sekeliling syurga! Mereka mengangkat kepala mereka, dan melihat : Ternyata Allah Al-Jabar Yang Maha mulia dan suci asma'-Nya melihat mereka dari atas mereka

Seraya berfirman : "Wahai penghuni syurga!" salam sejahtera untuk kalian!"

Salam tersebut, mereka jawab dengan sura mereka yang paling merdu : "Ya Allah, Engkau adalah kesejahteraan dan dari Engkaulah kesejahteraan itu. Engkau Maha mulia, wahai Dzat yang mempunyai keagungan dan kebesara.

Lalu Allah Tabaraka wa Ta'ala tertawa kepada mereka dan berfirman :"Mana hamba-hamba-Ku yang taat kepada-Ku tanpa melihat-Ku? Inilah hari penambahan itu!"

Maka, mereka memberikan jawaban yang sama : "Kami telah ridha, maka ridhailah kami!

Allah.SWT berfirman : "Wahai sekalianpenghuni syurga!" Jika Aku tidak ridha kepada kalian, maka Aku tidak menempatkan kalian kedalam syurga-Ku! inilah hari penambahan itu! Maka mintalah apa saja kepada-Ku!"

Maka mereka bersepakat terhadap satu permintaan : "Perlihatkan wajah-Mu agar kami bisa melihat-Nya!"

Kemudian Allah.SWT membuka tirai-Nya dan Allah terlihat oleh mereka dan Cahaya Allah menutupi mereka. Sekiranya Allah.SWT memutuskan mereka untuk terbakar, maka mereka pasti terbakar.

Semua yang ada di lembah tersebut berbicara dengan Allah Ta'ala hingga Allah berkata : "Hai fulan, ingatkah engkau bahwa pada suatu hari melakukan ini dan itu?"

Allah Ta'ala juga menyebutkan beberapa pelanggaran yang telah dikerjakannya di dunia. Kemudian orang tersebut berkata :
"Wahai Tuhanku, apakah Engkau tidak memberikan ampunan kepadaku?"

Firman Allah : "Justru karena ampunan_Ku, engkau tiba di tempat ini."

Duhai betapa nikmatnya telinga mendengar suara tersebut, Betapa sejuknya mata tatkala melihat wajah Allah Yang Maha mulia di akhirat kelak.


***

Eksistensi Surga

Eksistensi Surga diterangkan dengan sangat jelas dalam beberapa keterangan Al-Qur’an dan hadits Nabi yang semuanya harus kita imani.

Sementara Golongan Qadariyah dan kalangan Mu’tazilah beranggapan bahwa surga baru diciptakan kelak di hari akhirat. Menurut Ibnu Qayyim ini adalah pendapat yang nyeleneh. Pendapat yang paling rajih menurutnya adalah pendapat Ahlu Sunnah yang menyatakan bahwa surga itu telah diciptakan oleh Allah, diantara alasannya adalah:

1. Dalam perjalanan mi’raj Nabi melihat surga (QS. An-Najm: 13-15)
2. Dalam beberapa hadits disebutkan bahwa Allah memperlihatkan tempat duduk ahli surga atau ahli neraka saat di alam barzah; Ada hadits yang menyebutkan bahwa ruh orang mu’min dimasukkan ke dalam surga berwujud burung yang bertengger di pohon surga; Selain itu diceritakan dalam salah satu hadit bahwa Jibril disuruh melihat surga, dll.

Pintu Surga

Keberadaan pintu gerbang surga disebutkan oleh Allah dalam surat Az-Zumar ayat 73. Dalam hadits disebutkan bahwa luas pintu surga itu adalah baina Makkata wa Hajaro au Hajaro wa Makkata, seperti jauhnya Makkah ke Hajar (kurang lebih 1160 km). Namun kelak manusia akan berdesak-desakan didepannya. Kunci pembuka pintu surga adalah kalimat syahadah, dan jalan menuju padanya hanyalah satu yakni Islam (QS. Al-An’am: 153).

Walid bin Muslim dari Khalid dari Hasan menyampaikan bahwa pintu-pintu di surga itu transparan, bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam (lihat QS. Shaad: 50). Ia bisa diajak bicara, artinya bisa menutup dan membuka sesuai keinginan penghuninya.

Dimanakah Surga?

Di dalam hadits disebutkan bahwa surga itu berada di langit, tempat yang sangat tinggi. Terdiri dari 100 tingkat, setiap 2 tingkat jauhnya seperti langit dan bumi. Dan surga yang tertinggi adalah surga Firdaus. Tapi ada satu tempat yang lebih tinggi darinya dan diperuntukkan bagi satu orang saja, tempat itu disebut Al-Wasilah. Nabi sangat berharap bahwa beliaulah yang akan menempatinya.

Nama-nama Surga

Surga itu bermacam-macam, nama-namanya disebutkan dalam Al-Qur’an diantaranya adalah: Al-Jannah, Darussalam (negeri sejahtera), Darul Khuldi (negeri kekal), Darul Muqamah (tempat kediaman), Jannatul Ma’wa (tempat tinggal), Adn, dll.

Orang yang pertama mengetuk pintu Surga

Muhammad saw adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu surga, dan umat beliaulah yang akan pertama kali memasukinya. Ada 70.000 orang yang akan memasukinya tanpa hisab, wajahnya bagaikan rembulan, mereka masuk dengan bergandeng tangan. Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang murni ketauhidannya dan senantiasa bertawakkal kepada Allah, demikian kata Nabi.

Allah melimpahkan keistimewaan kepada mereka, bahwa setiap 1000 orang dari mereka dapat menyelamatkan 70.000 orang dari neraka, ditambah tiga cidukan Allah azza wa jalla. Subhanallah wallahu akbar.

Gambaran Surga

Tanah dan lumpur surga terbuat dari zafaran, berupa tepung putih beraroma kesturi dan sangat bersih. Cahaya surga itu berwarna putih, bersinar terang, aromanya semerbak. Disana terdapat gedung megah dan sungai-sungai yang mengalir. Ada istri-istri yang cantik jelita, perhiasan-perhiasan yang banyak, tanaman-tanaman, berbagai macam kesenangan dan kenikmatan di tempat yang tinggi. Siapkah Anda memasukinya? Katakan: “Insya Allah”.

Di surga terdapat Ghuraf yakni bangunan transfaran yang tinggi, diberikan bagi mereka yang baik ucapannya, suka memberi makan orang lain, rajin berpuasa dan shalat malam. Juga diberikan kepada orang-orang yang membangun masjid dan tabah menghadapi ujian dan kesedihan.

Setiap mu’min mengenal tempat tinggalnya di surga walaupun ia belum pernah melihat sebelumnya.

Kondisi fisik orang mu’min ketika memasuki surga itu mirip Adam, tingginya 60 hasta, berambut pendek, belum berjenggot, dan matanya bercelak. Tampilannya bagaikan orang berusia sekitar 30 tahun. Allah menjadikannya seperti itu walaupun ia mati dalam keadaan anak-anak atau pun tua renta.

Hidangan pertama penduduk surga adalah sekerat daging dari hati ikan paus dan minumannya adalah salsabila. Setelah itu mereka makan daging sapi jantan.

Menurut riwayat dari Nabi, aroma surga bisa dicium dari jarak 100 tahun. Tapi bagi orang-orang yang membunuh ahli dzimmah, orang-orang yang durhaka pada orang tua, orang pemutus hubungan, dan mereka yang menasabkan dirinya pada orang lain, tertutup baginya dari mencium aroma surga tersebut. Naudzubillah…

Di surga terdapat pohon Thalhu, yakni pohon bidara yang durinya diganti dengan buah-buahan yang satu butirnya terdiri dari 70 rasa yang berbeda. Ada juga pohon Thuba (QS. Waqi’ah: 31) yang naungannya sejauh perjalanan selama 100 tahun. Dari kelopak bunga pohon inilah pakaian ahli surga berasal.

Buah-buahan surga itu beraneka ragam layaknya buah-buahan di dunia (QS. Al-Baqarah: 25). Bahkan sabda Nabi menyebutkan bahwa buah-buahan dunia sebenarnya berasal dari surga, hanya saja ia berubah sedangkan buah-buahan di surga tidak berubah sama sekali.

Penduduk surga minum dari sungai-sungai di surga yang hulunya adalah dari surga Firdaus. Buah-buahannya dekat tersaji, mereka mendapatkan apa saja yang diinginkannya. Jika mereka melihat ke arah burung surga dan tertarik kepadanya, maka dengan segera burung itu jatuh ke hadapannya dalam kondisi masak dan siap dimakan. Sementara itu 70 piring beragam corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya telah disiapkan.

Mereka juga minum dari sungai al-kautsar yang airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Ia adalah minuman campuran jahe.

Tapi, meskipun makan dan minum penduduk surga itu tidak buang kotoran atau kencing. Makanan dan minumannya itu dikeluarkan melalui keringat dan sendawanya yang harum.

Pakaian ahli surga adalah sundus dan istabraq (sutra bulu halus dan tebal), keluar dari kelopak bunga pohon Thuba dan warnanya bermacam-macam, ada yang putih, merah, hijau, kuning, dan hitam. Mereka memakai gelang emas dan perak, mahkota intan berlian yang mutiaranya adalah yakut. Jika manusia di dunia ini melihat pakaian-pakaian tersebut, tentu mereka pingsan karena tidak tahan melihatnya.

Kasur mereka tebal dan empuk. Tempat mereka tinggal berhamparkan permadani yang sangat indah. Ada kemah yang tingginya hingga 60 mil dan setiap sudutnya terdapat istri-istri ahli surga; ada ranjang berderetan yang berhias, bisa merendah ataupun menaik. Tapi ranjang ini bukanlah untuk tidur, karena di surga itu tidak ada tidur sebagaimana dikatakan Nabi: “Tidur itu adalah saudara kematian. Ahli surga tidaklah tidur”.

Bagi mereka juga disediakan sofa al-arikah, yakni sofa pengantin yang dipaduakan dengan ranjang yang berhias. Di dalamnya mereka dilayani oleh pelayan-pelayan yang senantiasa muda.

Isteri-isteri penghuni surga itu muthahharah, yakni bersih dari haid, ingus, ludah, najis, dan tinja. Mereka disebut al-hur karena senantiasa muda, cantik, kulitnya mulus, bagian hitam matanya sangat hitam dan bagian putihnya sangat putih. Mereka tidak pernah digauli oleh siapapun sebelumnya, dipingit dan selalu perawan. Mereka disebut uruban karena selain cantik juga amat pandai berkomunikasi dan pandai memberikan kepuasan seksual kepada suaminya. Mereka disebut kawaaiba karena—maaf—amat montok payudaranya. Demikian disebutkan Nabi. Dan disebut huurun iin karena putih kulitnya bagai mutiara. Badan mereka transparan bagaikan yakut. Kamar mereka dari mutiara yakut dan ranjangnya dihias dengan mutiara lu’lu. Mereka tidak pernah bosan melakukan jima’. Lelaki surga tak pernah ‘loyo’ dan wanita surga tak pernah ‘sakit’. Kekuatan mereka dalam berjima’ adalah 100 kali lipat. Disebutkan juga oleh Nabi bahwa laki-laki penghuni surga itu dapat berjima’ dengan 100 perawan dalam satu petang. Mereka tidak pernah lemas, syahwatnya tidak padam dan farji wanita surga tidak pernah tertutup.

Di surga bisa juga terjadi kehamilan jika mereka menghendakinya. Tapi kehamilan, menyusui dan tumbuh berkembangnya itu terjadi dalam sesaat.

Ahli surga diberi 2 orang istri dari wanita dunia dan 70 orang istri dari wanita surga. Tapi wanita dunia itu lebih baik dari wanita surga disebabkan ibadahnya ketika di dunia. Di akhirat nanti wanita yang ketika di dunia pernah memiliki lebih dari 1 suami, boleh memilih mana yang menurutnya terbaik.

Di surga itu ada nyanyian (QS. Rum: 15). Menurut Yahya bin Abu Katsir al-habrah dalam ayat tersebut berarti paduan suara yang merdu. Bukan hanya itu, pohon-pohonan dan gesekan ranting-rantingnya pun menimbulkan suara-suara yang indah. Juga ada nyanyian bidadari untuk suaminya. Ada pula suara tasbih para malaikat yang demikian merdu.

Penghuni surga juga memiliki kendaraan berupa kuda dari mutiara yakut atau apa saja yang diinginkannya. Mereka saling berkunjung (Ash-Shafat: 50-57), penduduk surga kelas atas berkunjung ke surga kelas bawah. Tapi penduduk surga kelas bawah tidak dapat berkunjung ke surga kelas atas, kecuali mereka yang saling mencintai karena Allah.

Jika mereka saling rindu, mendekatlah ranjang-ranjang mereka dan bertemu untuk bernostalgia.

Bahasa mereka adalah bahasa Arab. Setiap hari Jum’at diselenggarakan pasar gratis, mereka pulang ke rumahnya masing-masing membawa apa saja yang diinginkannya.

Di surga ada juga kenaikan tingkat, yakni bagi mereka yang didoakan oleh anak-anaknya ketika di dunia. Mereka dipertemukan dan dikumpulkan oleh Allah (QS. At-Thur: 21) walaupun tidak sama derajatnya.

Begitulah gambaran sekilas tentang surga berdasarkan kabar yang disampaikan Nabi Muhammad saw.

Untuk siapakah kabar gembira ini?

1. Orang yang beriman dan beramal shalih (QS. 2: 25)

2. Wali-wali Allah, orang-orang yang beriman dan bertakwa (QS.Yunus: 62-64)

3. Orang yang istiqamah dalam menghamba (QS. Fushilat: 30)

4. Pengikut kebaikan (QS. Az-Zumar: 17-18)

5. Orang yang beriman, berhijrah dan berjihad (QS. At-Taubah: 20-21)

6. Orang yang mengindahkan peringatan Allah (QS. Yasin: 11)

7. Mu’min (QS. Al-Ahzab: 45-47)

8. Syuhada (Ali Imran: 169)

9. Orang yang berjual beli dengan Allah (QS. At-Taubah: 111)

10. Orang yang sabar (QS. Al-Baqarah: 155-157)

11. Orang yang khusyu dalam shalat, menjauhi hal yang sia-sia, muzaki, menjaga farji, amanah (QS. Al-Mu’minun: 1-11)

12. Muslim-muslimah yang taat, jujur, sabar, khusyu, bershadaqah, berpuasa, menjaga farj, rajin berdzikir (QS. Al-Ahzab: 35)

13. Orang yang bertaubat, memuji Allah, melawat, sujud, amar ma’ruf nahi munkar, memelihara hokum-hukum Allah (QS. At-Taubah: 112)

14. Orang yang berinfaq saat lapang/sempit, menahan amarah, pemaaf, istighfar (QS. Ali Imran: 133-136).

15. Beriman dan berjihad (QS. Ash-Shaf: 10-13)

16. Orang yang takut kepada Allah (QS. Ar-Rahman: 46)

17. Orang yang menahan hawa nafsu (QS. An-Naziat: 40-41)

Kesimpulannya adalah, kabar gembira ini adalah bagi mereka yang beriman, bertakwa, dan beramal ikhlas sesuai petunjuk Rasulullah saw.


Allaahumma innaa nas’aluka ridhooka wal jannah, wa na’uudzubika min sakhootika wa-nnaar…Yaa Allah kami memohon keridhoan-Mu dan surga, dan kami berlindung dari murka-Mu dan neraka…Amin.





Sedikit dari Banyaknya Kisah Penderitaan Rasulullah Muhammad SAW




Baihaqi memberitakan dari Abdullah bin Ja'far ra. katanya: Apabila
Abu Thalib telah meninggal dunia, mulailah Nabi SAW diganggu dan
ditentang secara terang-terangan. Satu peristiwa, beliau telah dihadang
di jalanan oleh salah seorang pemuda jahat Quraisy, diraupnya tanah dan
dilemparkan ke muka beliau, namun beliau tidak membalas apa pun.


Apabila beliau tiba di rumah, datang salah seorang puterinya, lalu
membersihkan muka beliau dari tanah itu sambil menangis sedih melihat
ayahnya diperlakukan orang seperti itu. Maka berkatalah Rasulullah SAW
kepada puterinya itu: 'Wahai puteriku! Jangan engkau menangis begitu,
Allah akan melindungi ayahmu!' beliau membujuk puterinya itu.



Beliau pernah berkata: Sebelum ini memang kaum Quraisy tidak berani
membuat sesuatu seperti ini kepadaku, sehinggalah selepas Abu Thalib
meninggal dunia, mulailah mereka menggangguku dan mengacau
ketenteramanku. Dalam riwayat yang lain, beliau berkata kepadanya
karena menyesali perbuatan jahat kaum Quraisy itu: Wahai paman!
Alangkah segeranya mereka menggangguku sesudah engkau hilang dari
mataku!



(Hilyatul Auliya 8:308; Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:134)


Dalam riwayat yang sama dari Manbat Al-Azdi, katanya: Pernah aku

melihat Rasulullah SAW di zaman jahiliah, sedang beliau menyeru orang
kepada Islam, katanya: 'Wahai manusia sekaliani Ucapkanlah 'Laa llaaha
lliallaah!' nanti kamu akan terselamat!' beliau menyeru berkali-kali
kepada siapa saja yang beliau temui. Malangnya aku lihat, ada orang
yang meludahi mukanya, ada yang melempar tanah dan kerikil ke mukanya,
ada yang mencaci-makinya, sehingga ke waktu tengah hari.


(Majma'uz Zawa'id 6:21)


Kasih Sayang Ibu




Kiranya di dunia ini, tidak ada budi yang bisa mengimbangi ataupun membalas cinta seorang ibu. Cinta seorang ibu mengalir dalam darah dan ruh kita. Anak adalah buah cinta dari dua hati, namun ia tidak dititipkan dalam dua rahim. Ia dititipkan dalam rahim sang ibu. Selama sembilan bulan disana ia hidup dalam kesunyian sambil menghisap saripati kehidupan sang ibu. Kemudian ia keluar diantar oleh darah sang Ibu. Berikut adalah sebuah kisah tentang pengorbanan seorang ibu terhadap anak yang sangat dicintainya. Mudah-mudahan ada hikmah yang dapat diambil setelah membaca kisah ini. Dan juga dapat menambah rasa sayang kita terhadap orang tua, terutama Ibu yang telah melahirkan dan merawat kita dengan cinta kasihnya yang tulus.

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal dunia karena sakit. Sang ibu sering merasa sedih memikirkan anak satu-satunya itu. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk, yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi. Sang Ibu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan : "Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati" Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya. Sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya.

Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap. Kemudian dia dibawa ke hadapan raja untuk diadili dan dijatuhi hukuman pancung. Pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa. Hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu pun sampai ke telinga si ibu, dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan: "Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya"

Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan. Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman. Dengan hati hancur, si ibu kembali ke rumah. Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan. Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan.

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong-bondong menyaksikan hukuman tersebut. Sang algojo sudah bersiap dengan pancungnya dan si anak pun sudah pasrah dengan nasibnya Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Namun sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang. Sudah lewat lima menit dari waktu yang ditentukan dan suasana sudah mulai berisik. Akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang. Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada.

Saat mereka semua sedang bingung, tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat. Dengan jantung berdebar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah. Tahukah anda apa yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng.

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya.

Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya. Betapapun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya. Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih mampu karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini. Sesuatu untuk dijadikan renungan bagi kita, gar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun.







Rabu, Juni 09, 2010

Karya Maestro Sastra

Sajak Sebatang Lisong



Menghisap sebatang lisong
Melihat Indonesia Raya
Mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak – kanak
tanpa pendidikan

Aku bertanya
tetapi pertanyaan – pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis – papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan
delapan juta kanak – kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
……………………..
menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana – sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
gunung – gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes – protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam

Aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair – penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak – kanak tanpa pendidikan
termangu – mangu di kaki dewi kesenian
bunga – bunga bangsa tahun depan
berkunang – kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta – juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
……………………………
kita mesti berhenti membeli rumus – rumus asing
diktat – diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa – desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

Inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan

WS. RENDRA

ITB Bandung, 19 Agustus 1978










Mimpi

Aku bermimpi puteri Cina
Mau mengajaknya jalan-jalan
Tapi ibunya menjaganya, menjaganya dengan ketat
Dia rindu kepada Lian,

Dia terpekik menyambut aku
Tidak mengira aku cinta padanya
Aku bekerja, bekerja, bekerja
Habibie senang tersenyum
Senang tersenyum melihat aku bekerja

Buku-buku dicetak,
Buku-buku baru dan cetak ulang
Buku-bukuku dicetak
Banyak, banyak sekali
Aku salat, salat
Tahajud, Subuh, Lohor, Asar, Maghrib dan Isa,
Aku salat sanah tiap salat wajib
Dan mengirim doa kepada kedua orang tuaku,
Kepada Hamka dan kawan-kawanku Subagio Sastrowardojo dan lain-lain

Hidupku hidup nyata dan impian
Tak dapat kubedakan mana yang nyata mana impian keduanya sama dalam hidupku

Aku berdoa: Ya Allah,
Bukakanlah hati semua orang
Bukakan hatinya menerima Al-Quran Berwajah Puisi
Dan menyebarkannya keseluruh penjuru

Tak dapat aku bedaskan pengalaman nyata, impian dan harapan
Aku membaca, bacaanku pun menjadi nyata
Aku terbang ke istana Harun Alrasyid,
Melihat Hikayat Seribu satu Malam

Pagi-pagi ku baca koran,
Berita-berita terlukis di mata
Waktu tidur berita menjadi nyata
Bercampur baur peristiwa dan impian
Apa yang masuk dan keluar benakku
Keduanya mempunyai nilai yang sama
Benakku sungguh luar biasa
Apa yang keluar dari benak Taufik Ismail, Hamid Jabbar,
dan Sutardji Calzoum Bachri, menjadi bagian dari benakku
Alangkah besar alangkah Agung Tuhanku!


H.B Jassin 

Jakarta, 1996








Jumat, April 30, 2010

Puisi Luar Biasa dari Bindhad Nurrohmat


Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan menutup sumur dan menguruk telaga
karena rakyat Indonesia minumnya Aqua dan Coca-Cola.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan membuka kedai KFC di mana-mana
karena rakyat Indonesia senang makanan gaya Amerika.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan menggusur pasar dan warung tradisional
karena rakyat Indonesia suka belanja di swalayan dan mal.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan memasok barang-barang dari luar negeri
karena rakyat Indonesia kurang mencintai produk pribumi.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan menghalau perusahaan sumbu kompor
karena rakyat Indonesia merasa lebih keren pakai gas elpiji.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan meruntuhkan gedung-gedung koperasi
karena rakyat Indonesia merasa bergengsi hutang ke bank.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan memborong tambang mineral dan gas bumi
karena rakyat Indonesia malas menggalinya sendiri.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan bikin pabrik dan merekrut buruh Indonesia
karena rakyat Indonesia terkenal sangat murah upahnya.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya tak akan menggunakan bahasa Indonesia
karena rakyat Indonesia lebih bangga berbahasa Eropa.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya tak akan menulis puisi tentang penindasan negara
karena rakyat Indonesia gemar puisi derai daun cemara.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan ambil ikan dan pulau di perbatasan Indonesia
karena rakyat Indonesia cuek pada wilayah kedaulatannya.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan mengganti nilai-nilai UUD ’45 dan Pancasila
karena rakyat Indonesia kayaknya tak lagi mengacuhkannya.

Andai saya bukan rakyat Indonesia
saya akan bersekongkol dengan para penguasa
karena rakyat Indonesia tak akan berani melawannya.

(Binhad Nurrohmat)







The Power of Money

Saat zaman terus beranjak maju dan manusia sudah meninggalkan sistim barter, uang menjadi alat tukar yang istimewa dan memiliki kekuatan membolak-balikan peraturan, moral, Paling mengenaskan uang pun mampu menjungkir balikan harga diri. Sudah teramat banyak kasus dan kejadian di mana kekuatan uang menjadi tolak ukur, dan orang-orang yang dulu dihormati penuh sanjung dan puji, kini bagaikan ‘kucing basah’ di kursi pesakitan menunggu dentuman palu, selanjutnya merenda hari yang buram di terali besi.

Nama Burhanudin Abdullah menjadi sangat Top dari sebelumnya, Orang nomor satu yang pernah menjabat Gubernur BI (Bank Indonesia/gudangnya uang), harus rela meninggalkan istri cantik, anak-anak, mobil lux dan rumah mewahnya. Segala bentuk korupsi dalam tubuh BI menjadi catatan penting, betapa kekuatan uang sudah sedemikian parah, hingga mampu melepaskan ikatan kontrol fikiran, memutuskan saraf-saraf malu para elit bergaji besar ditambah aneka tunjangan yang semakin menyesakkan kolong jembatan. Atau mungkin gaji seratus jutaan setiap bulan untuk seorang pejabat tinggi BI masih dirasa belum cukup?

Dengan ditahannya pejabat tinggi BI beserta kroninya, terbongkarlah kebiasaan buruk BI yang telah terbiasa memberikan segepok uang panas kepada para anggota dewan perwakilan rakyat sejak zaman orde baru.

Rasanya semakin hari uang sudah sering mengganti posisi Tuhan dalam hati, Tidak sedikit orang-orang yang kehilangan iman menyembah setan demi mendapatkan uang dan kekayaan, Walaupun setan pesugihan dan setan kekuasaan tentu meminta syarat yang cukup berat dan sungguh edan. Sumanto dalam mendapatkan kekayaan lewat ilmu hitam tingkat tinggi, harus memakan mayat manusia, tak beda jauh dengan kasus Ryan, orang-orang yang dibunuhnya, harta korban ikut dirampok. Setan kekuasaan pun tidak tanggung-tanggung memberikan syarat bagi terkabulnya deal-deal jabatan yang akan mendatangkan banjir uang. Miliaran rupiah, tanah, anak atau bahkan harga diri istri sendiri harus tergadaikan untuk memenuhi syarat!

Indonesia yang masih terjerat uang utang luar negeri, harus merelakan kandungan minyak, gas dan emas dikelola oleh pihak asing. Dalam hal ini Amerika Serikat sangat berperan dalam berbagai monopoli kekayaan alam negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kekuatan uang dollar Amerika telah banyak membuat pejabat tinggi terutama di negeri ini rakus sehingga rakyat secara keseluruhan harus menanggung segala akibatnya, moril maupun materil. Segelintir orang-orang yang bermain dalam kekuasaan dengan harapan kucuran dollar, telah tertutup mata hatinya, putus urat saraf malunya dengan semerbak gaya hidup mewah, masih bisa tertawa dan tersenyum di depan kamera TV walau sudah dengan status tersangka atau masih sebatas saksi yang semuanya tentang KD (Ke Duit).

Masih tingginya inflasi serta lemahnya nilai tukar rupiah, arus globalisasi tetap deras meluncur dan mengoyak nilai-nilai luhur. Pembunuhan, Narkoba, pelacuran atau prostitusi dan korupsi, menuntut kesadaran kita untuk selalu waspada, agar jangan sampai menimpa diri dan keluarga yang merupakan amanah utama dari Allah Swt.

Dalam buku Jakarta Undercover hasil investigasi dengan fakta empiris dari Moammar Emka, terkuak betapa makin hancurnya moral oleh kekuatan uang yang menjanjikan kehidupan glamour. Sedikit demi sedikit, apa yang diungkap Moammar sudah ada dan terlihat gejalanya di banyak kota di Indonesia. Bila dalam buku Moammar Emka tercatat banyaknya pelacur berkebangsaan asing, kini para pelacur datang dengan kedok kaum intelektual memburu uang dengan pesona dan trik tersendiri, intelektual telah dikalahkan libido kebinatangan liar dan ambisi untuk mendapatkan uang dengan cara instant, walau beresiko datang atau menyebarnya penyakit. Hari demi hari akan dipastikan menggurita, mencabik sendi-sendi agama, adat dan budaya.




Disimpan oleh Sahabat :

http://feelgoodeveryday.blogspot.com/2009/03/power-of-money.html



Z U H U D



Kezuhudan Abu Bakar
Ahmad mengeluarkan dari Aisyah r.ha, dia berkata, "Abu Bakar meninggal
dunia tanpa meninggalkan satu dinar maupun satu dirham pun. Sebelum itu
dia masih memilikinya, namun kemudian dia mengambilnya dan
menyerahkannya ke Baitul-mal." Begitulah yang disebutkan di dalam
Al-Kanzu, 3/132.

Kezuhudan Umar bin Al-Khaththab
Ahmad mengeluarkan di dalam Az-Zuhud, Ibnu Jarir dan Abu Nu'aim dari
Al-Hasan, dia berkata, "Ketika Umar bin Al-Khaththab sudah menjadi
khalifah, di kain mantelnya ada dua belas tambalan. Begitulah yang
disebutkan di dalam Al-Kanzu, 4/405.

Kezuhudan Utsman bin Affan
Abu Nu'aiin mengeluarkan di dalam Al-Hilyah, 1/60, dari Abdul-Malik bin
Syaddad, dia berkata, "Aku pernah melihat Utsman bin Affan berkhutbab
di atas mimbar pada hari Jum'at, sambil mengenakan kain mantel yang
tebal (kasar), harganya berkisar empat atau lima dirham. Kain ikat
kepalanya juga ada yang robek. Diriwayatkan dari Al-Hasan, dia berkata,
"Aku pernah melihat Utsman bin Affan yang datang ke masjid dalam
keadaan seperti itu, pada saat dia sudah menjadi khalifah." Ahmad
mengeluarkan di dalam Shifatush-Shafwah, 1/116.

Kezuhudan Ali Bin Abu Thalib
Ahmad mengeluarkan dari Abdullah bin Ruzain, dia berkata, "Aku pernah
masuk ke rumah Ali bin Abu Thalib pada hari Idul-Adhha. Dia menyuguhkan
daging angsa kepadaku. Aku berkata, "Semoga Allah mlimpahkan kebaikan
kepadamu. Karena engkau bisa menyuguhkan makanan ini, berarti Allah
memang telah melimpahkan kebaikan kepadamu, " Dia berkata, "Wahai Ibnu
Ruzain, aku pernah mendengar Rasuluilah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda, 'Tidak diperkenankan harta Allah bagi seorang khalifah
kecuali sebanyak dua takaran saja, satu takaran yang dia makan bersama
keluarganya, dan satu takaran lagi yang harus dia berikan kepada
orang-orang." Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Bidayah, 8/3.

Kezuhudan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah
Abu Nu'airn mengeluarkan dari Abu Ma'mar, bahwa tatkala Umar mengadakan
lawatan ke Syam, maka disambut para pemuka dan pemimpin masyarakat di
sana. "Mana saudaraku?" tanya Umar. "Siapa yang engkau maksudkan?'
tanya orang-orang. "Abu Ubaidah. " "Sekarang dia baru menuju ke sini.
Ketika Abu Ubaidah sudah tiba, Umar turun dari kendaraannya lalu
memeluknya. Kemudian Umar masuk ke rumah Abu Ubaidah dan tidak melihat
perkakas apa pun kecuali pedang, perisai dan kudanya. Ahmad
mengeluarkan hadits yang serupa seperti yang disebutkan di dalam
Shifatush-Shafwah, 1/143. Ibnul-Mubarak juga meriwayatkannya di dalam
Az-Zuhd, dari jalan Ma'mar, serupa dengan ini, seperti yang disebutkan
di dalam Al-Ishabah, 2/253.

Kezuhudan Mush'ab bin Umair
Al-Bukhary mengeluarkan di dalam Shahih-nya, dari Hibban, bahwa Mush'ab
bin Umair meninggal dan hanya meninggalkan selembar kain. Jika
orang-orang menutupkan kain itu ke kepalanya, maka kedua kakinya
menyembul, dan jika ditutupkan ke kedua kakinya, maka kepalanya yang
menyembul. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "tutupkan dedaunan ke bagian
kakinya." Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Ishabah, 3/421.

Kezuhudan Salman Al-Farisy
Abu Nu'aim mengeluarkan dari Athiyah bin Amir, dia berkata, "Aku pernah
melihat Salman Al-Farisy ra. menolak makanan yang disuguhkan kepadanya,
lalu dia berkata, "Tidak, tldak. Karena aku pemah mendengar Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
'Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia akan lebih lama
laparnya di akhirat. Wahai Salman, dunia ini hanyalah penjara orang
Mukmin dan surga orang kafir'.
Di dalam Al-Hilyah, 1/198, Bagian terakhir dari hadits di atas, "Dunia
ini hanyalah penjara orang Mukmin", merupakan riwayat Muslim.

Kezuhudan Abu Dzarr Al-Ghifary
Ahmad mengeluarkan dari Abu Asma', bahwa dia pernah masuk ke rumah Abu
Dzarr di Rabadzah. Dia mempunyai seorang istri berkulit hitam yang sama
sekali tidak memakai hiasan macam apa pun dan tidak pula mengenakan
minyak wangi. Abu Dzarr berkata, "Apakah kalian tidak rnelihat apa yang
disuruh para wanita berkulit hitam ini? Mereka menyuruhku unluk pergi
ke Irak. Namun ketika kami tiba di Irak, mereka justru lebih senang
kepada dunia. Padahal kekasihku (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam) memberitahukan kepadaku bahwa di atas jembatan neraka ada
rintangan dan halangannya. Kita akan menyeberangi jembatan itu sambil
membawa beban kita. Maka lebih baik bagiku untuk menyeberang dengan
selamat tanpa mernbawa beban apa pun." Begitulah yang disebutkan di
dalain At-Targhib Wat-Tarhib, 3/93. Ahmad juga meriwayatkannya dan
rawi-rawinya shahih.

Kezuhudan Abud-Darda'
Ath-Thabrany mengeluarkan dari Abud-Darda' Radhiyallahu Anhu, dia
berkata, 'Dahulu sebelum Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadi
rasul, kami adalah para pedagang. Namun setelah beliau diutus sebagai
rasul, aku ingin terjun kembali dalam perniagaan dan sekaligus rajin
beribadah. Tapi nyatanya aku tidak bisa mantap dalam ibadah. Akhirnya
kutinggalkan perniagaan dan mengkhususkan diri dalam ibadah.' Menurut
Al-Haitsainy, 9/367, rijalnya shahih.

Kezuhudan Al-Lajlaj Al-Ghathafany
Ath-Thabrany mengeluarkan dengan isnad yang tidak diragukan, dari
Al-Lajlaj Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Sejak aku masuk Islam di
hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, aku tidak pernah makan
dan minum kecuali sekedar secukupnya." Begitulah yang disebutkan di
dalarn At-Targhib, 31423. Abul-Abbas As-Siraj di dalam Tarikh-nya dan
Al-Khathib di dalam Al-Muttafaq, seperti yang disebutkan di dalam
Al-Ishabah, 2/328.

Kezuhudan Abdullah bin Umar
Abul-Abbas As-Siraj mengeluarkan di dalam Tarikh-nya dengan sanad
hasan, dari As-Sary, dia berkata, "Aku pernah melihat sekumpulan orang
dari kalangan shahabat, bahwa tak seorang pun di antara mereka yang
keadaannya senantiasa mirip dengan keadaan Rasuluilah Shallallahu
Alaihi wa Sallam selain dari Ibnu Umar. "Abu Sa'id Al-Mraby
mengeluarkan dengan sanad yang shahih, dari Jabir ra., dia berkata,
'Tidak ada seseorang di antara kami yang mendapatkan kekayaan dunia
melainkan dia justru meninggalkannya selain dari Abdullah bin Umar.'
Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Ishabah, 21347.



 Iptek, Politik, dan Politisi



Ninok Leksono :


"Hanya ilmu pengetahuan sajalah yang dapat memecahkan masalah-masalah kelaparan dan kemiskinan, insanitasi dan buta aksara, takhayul dan hilangnya adat istiadat, habisnya sumber daya, atau sebuah negeri kaya yang didiami oleh penduduk miskin…. Siapakah sesungguhnya yang sanggup mengabaikan iptek sekarang ini? Pada setiap kesempatan kita pasti membutuhkan bantuannya…. Masa depan ditentukan oleh iptek dan orang-orang yang bersahabat dengannya."
(Jawaharlal Nehru, dikutip dari : India Perspectives, 8/2008)

Ketika era semakin sarat diwarnai pemanfaatan iptek, tiadanya visi iptek di kalangan elite tak jarang lalu membuat bangsa kedodoran ketika menghadapi berbagai fenomena perubahan alam, kemajuan iptek, juga impitan krisis ekonomi. Hal itu masuk akal karena sendi-sendi kehidupan berbangsa—yang salah satu fundamentalnya adalah iptek—amat rapuh di sini. Salah satu indikator yang sering disebut-sebut adalah rendahnya anggaran iptek yang kurang dari 0,5 persen produk domestik bruto. Sementara negara yang berambisi menjadi negara maju, seperti China, terus menaikkan anggaran ipteknya.






Mengulas Tulisan Ekonom UI, Faisal Basri 
"Menulusuri Sisi-Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal"


Saya pikir banyak orang Indonesia pasti mengenal sosok Faisal H Basri (FHB), SE, MA. Ia sering muncul di TV seagai seorang analisis ekonomi kawakan. Ia adalah seorang ekonom lulusan Vanderbilt University, Tennessee – Amerika. Bahasa yang lugas, penampilan sederhana melekat pada sosok pria kelahiran Bandung 50 tahun silam. Ia sempat terjun di dunia politik dengan mendirikan partai PAN dan menjadi Sekjen Pertama PAN. Ia pula menpionirnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) namun kini tetap setia menjadi staf pengajar FE-UI.

Munculnya nama Bapak Faisal Basri mungkin menjadi titik nadir pro-kontra bagi mereka yang tidak menyukai bahkan timbulnya aksi gerakan anti Say No to Boediono, Say Yes to Budi Anduk. Hal ini muncul dari tulisan yang sangat memukau dari Faisal H Basri yakni Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal di blog kompasiana-nya. Di blog tersebut, pak Faisal sebutkan bagaimana pertemuanya pertama pada Pak Boediono lalu secara berurutan menceritakan sisi lain dari Pak Boediono. Pak Boediono adalah seorang ekonom handal, itu pasti karena beliau adalah seorang Guru Besar Ekonomi.

Dalam artikel tersebut Pak Faisal menuliskan bagaimana sosok Boediono yang bersahaja, santun dan memegang teguh dan bekerja keras sesuai prinsip-prinsip ekonomi yang dianutnya.

Sikap rendah hati itulah [red: Pak Boediono] yang paling membekas pada saya. Lebih banyak mendengar ketimbang bicara. Kalau ditanya yang “nyerempet-nyerempet ,” jawabannya cuma dengan tersenyum. Saya tak pernah dengar Pak Boed menjelek-jelekkan orang lain, bahkan sekedar mengkritik sekalipun. – kutipan : Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal

*******


Tulisan pak FHB memang sangat diperlukan untuk membangkitkan citra yang seimbang atas sosok Pak Boediono. Begitu juga halnya pada pencitraan (Alm) Ali Alatas, Amien Rais, SBY, DN Aidit ataupun Soeharto. Bagi mereka yang dekat dengan pak Harto, mereka merasakan getaran kesederhanaan, kesantunan sekaligus ketegasan dalam diri beliau. Namun, disisi lain kita merasakan hal yang berbeda, sebagian masyarakat mungkin benci akan tindakan refresif (Alm) Soeharto mengejar dan membunuh dengan sadis para simpatisan PKI yang tidak tahu menahu kejadian Gestapu, mengejar para aktivisis yang menentang aksi KKN. Dan siapa sangka Jenderal dengan Senyum manisnya dengan bicara begitu santun bisa begitu “dingin” dan terjadi praktik KKN dimasanya. Begitu juga sosok Aidit yang dicam “beringas” dan “amoral”, namun disisi lain ia memiliki sifat-sifat yang begitu halus dan etos baik di partai maupun dikeluarga dan sahabatnya.

Masa lalu telah berlalu, kita harus menatap masa depan dengan belajar dari sejarah masa lalu. JAS MERAH, jangan sekali-kali melupakan sejarah, itulah pesan Bung Karno kepada kita. Begitu hendaknya kita menyikapi pro dan kontra atas pribadi Boediono. Mengapa ada yang pro dan mengapa ada kontra, adalah hal yang wajar dalam suatu sistem demokrasi. Namun, setiap pro dan kontra hendaknya memiliki landasan yang jelas, mengapa pro dan mengapa kontra. Dan alangkah baiknya jika kita bukan seperti Burung Beo yang hanya mengikuti apa kata orang tanpa memahami betul kondisi-kondisi sebenarnya.

Disisi lain, saya agak merasa aneh pernyataan Pak FHB beberapa waktu dulu ketika beliau berada di Padang-Sumatera Barat dan ditanya oleh Padang Today, bagaimana pandangan FHB jika Boediono dipilih sebagai cawapres.

“Saya menilai sayang jika Prof. Boediono ditempatkan sebagai Wapres,dia itu teknokrat, lebih tepat jika dia mengurus persoalan ekonomi dan moneter di level menteri, akan lebih optimal,”

Ditambahkan Faisal, kemampuan Boediono justru akan terhambat jika dia diposisikan sebagai Wapres.

“Pak Boediono diakui dunia sebagai pakar ekonomi moneter, kemampuannya justru dibutuhkan untuk mengelola ekonomi dan moneter kita, yang menjadi domain kerja Menko Ekonomi serta Gubernur BI, jadi kalau dia ditempatkan di Wapres justru kontraproduktif,” ungkap FHB.

Pak FHB saat ini tampak sekali mendukung SBY-Boediono, padahal pada 20 Desember Faisal Basri mengemukan kegagalan ekonomi SBY yang selama ini dimotori Boediono sebagai Menko Perekomian dan Menkeu Sri Mulyani. FHB mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terjebak dengan janji-janji SBY saat melakukan kampanye. Ia mengatakan tersebut d Hotel Aston Atrium Jakarta – RakyatMerdeka

“Hati-hati saat kampanye bila SBY bicara tentang angka pengangguran dan kemiskinan menurun….. Presiden yang dipilih berhasil alakadarnya. Tidak ada perbaikan secara signifikan. Apa gunanya dipilih lagi. Buat apa kita pilih yang katanya doktor, bintang empat (jenderal), ahli pertanian,”

Pengangguran misalnya, terjadi pengurangan atau penurunan angka pengangguran dari 9,1 persen tahun 2007 menjadi 8,1 persen tahun 2008.

“Tapi itu di sektor informal, pedagang kaki lima yang tidak ada pensiun, tidak ada tunjangan kerja. Beginilah kalau presidennya jaim (jaga image), berbedak terus, berkosmetik terus,”

Faisal menambahkan, selama kepemimpinan SBY, telah tercipta jurang yang cukup dalam antara si kaya dan si miskin.. Subsidi yang diberikan tidak tepat sasaran dan lebih banyak dinikmati oleh orang kaya.

Bahkan belum sebulan yang lalu yakni 27 April 2009, Faisal Basri secara gamblang menulis Menakar Kinerja SBY-JK di Kompas cetak :

Selama tahun 2004-2008, anggaran untuk memerangi kemiskinan naik hampir empat kali lipat, tetapi angka kemiskinan hanya turun 1 persen saja. Bukti tumpulnya kebijakan ekonomi untuk memberantas kemiskinan terlihat pula dari perbandingan dengan negara-negara tetangga.

Pemerintahan SBY-JK juga bisa dipandang terseok-seok dalam memerangi pengangguran dan meningkatkan kualitas pekerja. Angka pengangguran terbuka memang turun sedikit dari 9,9 persen pada tahun 2004 menjadi 8,4 persen pada tahun 2008. Namun, pada periode yang sama terjadi peningkatan underemployment (separuh menganggur) dari 29,8 persen menjadi 30,3 persen.

Pemerintahan SBY-JK gagal untuk menghasilkan pola pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mengutamakan penguatan sektor produksi barang. Yang paling mencolok adalah kinerja industri manufaktur.

Dari analisis tajam seorang FHB 1 bulan yang lalu atas kinerja ekonomi pemerintah SBY-JK selama 2004-2008 yang hampir3 tahun dipimpin oleh tim ekonomi Boediono sudah gagal. Analisis yang tajam dari FHB pada tanggal 27 April 2009 tidak jauh berbeda dengan analisis 5 bulan lalu pada 29 Desember 2008 dan juga sebelum-belumnya. Namun, pasca Boediono dipinang SBY, pola analisis FHB berubah dan bisa dikatakan lebih dari 100 derajat. Apakah analisis tajam FHB sudah terbeli oleh politik? Apakah FHB akan kembali masuk ke politik seperti pada tahun 1998 silam?

*******

Pemaparan Pak FHB mengenai Boediono merupakan salah satu tulisan terpercaya, dan patut diberi apresiasi yang selayaknya karena berdasarkan realitas kedekatan dan analisisnya. Secara garis besar, FHB menggambarkan sosok kepribadian yang unggul dalam diri Boediono. Kepribadian yang unggul inilah yang membawa dirinya menduduki posisi yang strategis di negeri ini. Namun, kita harus juga menelusuri sisi lain, hal yang tidak bisa kita lupakan dalam perjalanan bangsa ini yakni BLBI dan Agenda Penjualan BUMN Strategis serta Perbankan BPPN yang mana total kerugian negara akibat aksi ini mencapai ribuan triliun. Kita perlu tahu bahwasanya agenda-agenda tersebut merupakan buah dikte dari IMF pada saat itu (2002). Dan kita pun sudah melihat adanya ketimpangan tulisan pak FHB pada 14 Mei dengan 27 April.

Dalam kesempatan ini, saya akan mengutip langsung pernyataan Pak Boediono atas Agenda IMF tersebut dengan tulisan pink (versi Inggris) di Jakartapost (27 Februari 2002):

Menteri Keuangan Boediono menyatakan optimismenya pada hari Selasa bahwa pemerintah sanggup memenuhi “Agenda Utama” yang dikeluarkan IMF sebagai syarat bantuan pendanaan [catatan: utang masih dikatakan sebagai dana bantuan].
Agenda-agenda IMF diantaranya adalah:

1. Negara harus menjual BUMN-BUMN strategis kepada pemilik modal dengan harga yang diintervensi oleh IMF. Indosat, Telkom adalah salah satu buah produk IMF pada saat itu.

2. Negara harus menjual bank-bank BPPN seperti BCA, Danamon, BII, dengan harga jauh dibawah kewajaran yang akan membebani anggaran (BLBI) hingga ratusan triliun. Salah satu contohnya adalah menjual BCA seharga 10 Triliun padahal harga obligasi rekap yang melekat pada BCA 58 triliun + aset-aset tetap. Negara dirugikan lebih dari 50 triliun + bunga berjalan yang jika ditotalin hampir 100 triliun. Inilah kasus BLBI yang hingga saat ini masih meninggalkan ketidakadilan bagi rakyat yang tidak tahu menahu.

3. Negara harus mengurangi dan pada akhirnya harus menghapus subsidi minyak, air, listrik dan pendidikan. Kebijakan ini terus dilakukan dan pada Desember 2008, secara resmi pemerintah SBY-JK mengatakan “Tidak ada lagi subsidi minyak, kita kembali ke harga pasar“. Untuk pendidikan, diterbitnyalah UU BHP. Dengan adanya penghapusan subsidi, maka perusahaan asing baik disektorBBM maupun pendidikan akan menjadi tuan di tanah kita.

4. Negara secara tidak langsung dipaksa untuk mengekspor barang-barang mentah ke luar negeri lalu diimpor dalam bentuk barang jadi.

5. Negara harus tetap mengutamakan memberi bantuan yang besar kepada lembaga-lembaga/ perusahaan besar. Ini disebut juga sebagai paham trickle down effect

Pihak IMF diperkirakan tiba bulan depan di Jakarta untuk mereview program reformasi ekonomi negara ala IMF. Bantuan IMF sangatlah penting dan mendesak (krusial) bagi pemerintah untuk penjadwalan kembali skema pembayaran utang dengan [rentenir] Paris Club pada April 2002 mendatang.

Boediono sangat meyakini konsep reformasi ekonomi yang didikte oleh IMF. Tujuan IMF, Paris Club, WB dan begitu juga agen EHM seperti John Perkins akui adalah membuat kesepakatan untuk memberi pinjaman ke negara lain, jauh lebih besar dari yang negara itu sanggup bayar. Dalam kesepakatan antarnegara itu, IMF, EHM CS berusaha menekan negara-negara lain agar memberikan 90 persen dari pinjamannya kepada perusahaan-perusaha an AS, seperti Halliburton atau Bechtel. Kemudian perusahaan-perusaha an AS tersebut akan masuk membangun sistem listrik, pelabuhan, jalan tol dan lainnya di negara-negara berkembang. Setelah mendapatkan utang, AS akan memeras negara tersebut sampai tak bisa membayarnya. Dengan alasan itu, barulah AS akan mendesak negara-negara lain untuk menyerahkan sumber kekayaan alamnya, seperti minyak, gas, kayu, tembaga dan lainnya ke AS. Bagaimana jika negara-negara itu menolak? John Perkins menyatakan, mereka bisa saja dibunuh. Ini bukan isapan jempol. Dua tokoh dunia, yakni Presiden Panama Omar Torijos dan Presiden Ekuador Jaime Rojos dibantai karena menolak kerja sama dengan AS. [beli buku : John Perkins : Confession of EHM - coba search internet tentang The Dead of Omar Torijos dan The dead of Jaime Rojos]

“Agenda Utama adalah persyaratan dan perihal yang harus pemerintah laksanakan. Tapi, saya yakin bahwa kita mampu memenuhi semua persyaratan tersebut tepat waktu.”, ungkap Boediono kepada Wartawan setelah sesi dengar pendapat di Komisi IX DPR.
Dari jumpa pers tersebut, sangatlah jelas bahwa Boediono sebagai Menkeu di era Gotong Royong sangat patuh pada IMF dengan agenda menjual Indonesia ke tangan swasta dan asing.

Ia [Boediono] tidak menjabarkan secara jelas apa saja “Agenda Utama” IMF tersebut. Namun, Boediono memastikan bahwa penjualan 51% saham BCA [berada dibawah naungan BPPN] dengan proses yang kredibel, dan strategi yang jelas untuk mengatasi utang yang membengkak dari Bank-Bank BPPN (yang mendapat likuiditas BLBI) hasil utang para pemilik bank tersebut, termasuk dalam daftar “Agenda Utama IMF mendesak Indonesia”.

Sejarah gamblang Boediono (Menkeu) bersama Menko Dorodjatun dan Meneg BUMN Laksamana Sukardi secara tidak langsung mengubah utang para bankir menjadi utang rakyat. Menjual BUMN kepada Temasek sehingga satelit strategis untuk keamanan dan kedaulatan negara kita dikuasai Singapura. Hal senada disampaikan Prof. Mubiyarto, bahwa sejak private debt [utang para bankir/swasta] dijadikan public debt [utang rakyat], sejak utang para konglomerat ”ditalangi” pemerintah, perbankan selalu mendapat subsidi, industri perbankan yang seharusnya menghasilkan pendapatan (revenue) ternyata menjadi beban (expenditure) negara/rakyat yang dibayar terus oleh pemerintah hingga saat ini. Pada tahun 1998, ”bunga utang” para konglomerat yang dibebankan kepada APBN besarnya Rp 60 trilliun, empat kali lipat dari anggaran untuk pendidikan yang hanya sekitar Rp 15 trilliun. Inilah salah satu kebijakan yang mungkin Pak Faisal Basri harus juga uraikan secara mendetil dalam tulisan beliau Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal

Untuk isi pernyataan pers lengkap dari Boediono pada 27 Februari 2002, silahkan baca berita aslinya di Boediono upbeat on meeting key IMF programs.

Ada catatan lain yakni pada waktu menjabat sebagai Menteri Keuangan saat pemerintahan Megawati Soekarnoputri, dia menyatakan bahwa pada dasarnya subsidi bagi rakyat harus dihapus. Dan ketika para petani tebu meminta proteksi, Boediono dengan enteng menyatakan, ”Kalau petani tebu merasa bahwa menanam tebu kurang menguntungkan, tanamlah komoditas lain yang lebih menguntungkan.” (sinarharapan)

*********

Hendaknya kita mencari pemimpin dengan sosok yang sebisa mungkin memenuhi berbagai kriteria, tidak hanya berkutat pada kepribdian semata. Kepribadian Pak Boediono dengan gaya hidup bersahaja, santun, dengan etos kerjanya patut diteladani oleh siapapun juga. Namun, ada banyak sosok tokoh Indonesia yang bersahaja dengan etos kerja tinggi yang paham betul dan tahu solusi ekonomi yang jauh lebih merakyat dibandingkan langkah-langkah tim ekonomi saat ini termasuk didalamnya Boediono. Peningkatan anggaran APBN 3 kali lipat sejak 2004 tidak menghasilkan kesejahteraan berarti bagi rakyat kecil, bahkan sebaliknya jumlah rakyat miskin meningkat atau setidak-tidaknya tidak berubah dari angka 36 juta jiwa penduduk miskin, disisi lain para konglomerat membukukan terus kekayaan dan asetnya meningka. Sebenarnya ada banyak orang yang berpotensial disekeliling kita, namun kita selalu merendahkan orang lain yang berpotensi karena memang kita tidak memberi kesempatan mereka untuk berkiprah dan berkontribusi lebih banyak untuk negeri ini. Hanya orang-orang dekatlah dengan penguasa yang memiliki akses yang tinggi untuk sebuah jabatan atas nama “rakyat”.

Terpilihnya Boediono sebagai cawapres SBY, kita berikan ucapan Selamat. Namun, jangan sampai kita lupa perjalanan sejarah Indonesia, terutama perjalanan perekonomian bangsa ini. Bagaimana saat ini dan 10 tahun silam, kebijakan ekonomi kita masih jauh dari amanah pasal 33 UUD 1945. Begitu besar anggaran dikeluarkan untuk mensubsidi bankir-bankir kaya melalui pembayaran utang najis yang disulap dari utang swasta/bankir menjadi utang rakyat/negara.

Dan jika ada pihak yang menyangkal bahwa Boediono tidak mendukung IMF, maka mintalah pak Boediono mencabut ulang konferensi pers dan segala bentuk kebijakan “Agenda Utama” IMF pada tahun 2002.




Pusi Tentang Baharuddin Lopa


RRI, 06:00 WIB

Jaksa Agung Baharudin Lopa
Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi

Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas
    kau bicara di ujung sana,
menyampaikan kabar
    pada kami
    pada kita semua

Sebuah berita kematian menusuk embun

mentari terlonjak
burung berhenti bersenandung
alam berkabung
terdiam
    dengarkan bisik angin!
    "sebentar lagi, tanah ini semakin retak!"

Sebuah lagu didendangkan

Kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap
    kulihat ada yang tertawa, dalam asap
    menyambut suka cita, sebuah kabar duka



Jakarta, 04072001     


     http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Poetry/poetry.htm









KATA-KATA MUTIARA PRESIDEN SOEKARNO



                  


“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno

“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)

 “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)

“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)

“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)

 “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)

“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)

“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)

“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)

“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno)

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)

“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)

“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)